“Ndahh...Indah...!” suara khas
itu terdengar jelas ditelingaku
“Emrrr...” lirihku. Karna mataku
masih terpejam lelap
“Ndah bangun dong, sahabatnya
dateng ga mau nyambut apa?” ucapnya lagi sembari mengusap lembut rambutku
“Hoaaaam......Lidya! Morning!”
kataku sembari mengucek-ngucek mata
“kapan dateng?” tanyaku
“gue sampe tadi malem, cuma pas
kekamar lo, lonya udah tidur, gue ga tega banguninnya jadi gue samperin lo pagi
hehehe.” Jawab Lidya sembari membereskan meja belajar Indah yang berantakan
“Temenin gue jalan-jalan yu!”
ucap Lidya sembari menarik lembut tangan Indah
“iya...iya tenang gue mau mandi
dulu yah teacher!” kata Indah lalu berlari ke kamar mandi
___________________________
Lidya
mengendarai mobil dengan kecepatan stabil, diiringi lagu *Justin Bieber – All
That Meatter* membuat suasana lebih fun. Sedangkan Indah asik dengan
handphonenya.
“Asik bener sama
handphonenya, berasa supir gue.” Ledek Lidya, Indah menatap Lidya dengan
senyuman tengilnya
“hahaha ga lah teacher, lo
tuh bukan supir gue tapi lo tuh asisten gue!” kata Indah sembari tertawa renyah
“Sama aja gila. Emang lagi
sms’an sama siapa sih asik bener.” Kata Lidya yang penasaran
“ini dari Dika.” Jawab Indah
“Dika Ardiansyah yang lo
taksir bertaun-taun itu kan?” tanya Lidya
“iya...tapi sekarang gue
udah berhasil dapetin dia.” ucap Indah, seketika juga Lidya mengerem dengan
mendadak
“awww”
“lo jadian sama Dika?” tanya
Lidya
“iyah, duh sakit gila..”
kata Indah sembari mengusap-ngusap keningnya
“sori, gue syok ajah akhirnya
lo bisa dapetin Dika.” Ucap Lidya
“itu juga karna lo minggat
dari Indonesia teacher.” Ucap Indah kali ini sedikit tenang
“gue ga minggat, gue sekolah
oke.” Ucap Lidya membela diri
“whatever, udah ah jalan nih
entar telat lagi.” Kata Indah
___________________________
Dika terduduk santai dengan
satu gelas minumannya. Hatinya tiba-tiba tak tenang, rasanya ada yang
mengganjal.
Adel menepuk pundak Dika, senyum sumringahnya terlihat
jelas dimuka Indah, Dika lalu memeluk Indah dan mencium kedua pipinya
“Hay, Oh ya, aku punya
kejutan buat kamu!” ucap Indah
“kejutan apaan?” tanya Dika
“masuk girl.” Ucap Indah dan
Lidya pun muncul dihadapan Dika. Mata Dika tak berkedip melihat Lidya begitupun
Lidya, cintanya yang dulu hilang kini datang kembali dihadapannya
“hey ko pada ngelamun sih?
Kaget yah?” tanya Indah yang membuyarkan lamunan mereka
“ehhmm.. apa kabar?” tanya
Lidya memulai percakapan
“baik, lama ga ketemu yah.”
Ucap Dika
“oh silahkan duduk..” ajak
Dika
___________________________
Indah
menatap kearah luar jendela kamarnya menikmati angin yang berhembus, tiba-tiba
handphonenya berdering tertera nama *DikaS* lalu Indah mengangkatnya
“hay
Ndah lagi apa?” tanya Dika disebrang sana
“lagi
diem ajah dijendela.” Jawab Indah sedikit lemas
“kamu
sakit?” tanya Dika
“engga
ko.”
“lemes
gitu, ohh ya besok kita jalan yu.” Tawar Dika
“boleh.”
“ajak
Lidya juga yah.” Ucap Dika, Indah hanya terdiam tanpa memberi respon
“Ndah...Indah
masih disitu kan Ndah?”
“ehhmm
iyah aku masih disini ko.” Ujar Indah
“besok
aku jemput kalian jam 13.00 yah.” Kata Dika
“iyah.”
“see
you.”
“see
you.” Indah pun menutup telfonnya lalu kembali menatap taburan bintang di
jendela
“sejujurnya
gue lelah dengan semua ini, harus jatuh bangun ngedapetin cinta lo. Lo memang
milik gue tapi sayangnya hati lo bukan milik gue, gue cape harus merjuangin
orang yang sama sekali ga ngehargain perjuangan gue, gue cape dengan kebohongan
lo yang selalu bilang lo bahagia sama gue, gue cape sama semua ini, gue ga tau
harus gimana, yang gue tau sekarang adalah gue sayang lo.” Batin Indah. Butiran
bening mulai menetes membasahi pipi Indah
“Ndah...”
sapa Lidya, Indah lalu menatap Lidya dan menghapus air matanya
“Ndah
lo nangis? Lo kenapa?” tanya Lidya sembari memegang kedua bahu Indah
“ga
ko gue gapapa. Oh ya besok Dika ngajak jalan, katanya mau jemput kita jam 13.00
lo bisa kan?” tanya Indah dengan nada parau
“dengan
senang hati.” Jawab Lidya dengan penuh senyuman
“Ndah
lo udah jadian sama Dika berapa lama?” tanya Lidya sembari melihat kumpulan
foto Indah dan Dika
“udah
lama ko, setaun setelah lo ke Jerman.” Jawab Indah
“lama
juga yah, langgeng lagi.” Indah hanya tersenyum kearah Lidya
“Lo
ko ga semangat gitu sih Ndah? Lo sakit??” tanya Lidya
“ga.
Gue cuma terlalu takut aja, yaudah gue tidur duluan yah cape banget soalnya.”
Ucap Indah lalu berjalan menuju tempat tidurnya dan menutup dirinya dengan
selimut
“Gue
terlalu takut saat Dika lebih milih lo dari pada gue.” batinnya
___________________________
Mereka bertiga berjalan mengelilingi mall, berfoto bersama,
main game, makan ice cream, karaoke, semuanya tertawa kecuali Indah. Indah
memang tertawa tapi hatinya siapa tau. Dika juga Lidya begitu mesra sampe
mereka lupa kalo disitu ada Indah. Indah serasa pengawal mereka berdua. Tiba
saatnya makan, mereka memasuki Solaria Cafe dan memesan makanan kesukaan
mereka, Indah hanya mengaduk-ngaduk makanannya, sedangkan Dika dan Lidya mereka
fun bahkan sepertinya mereka ga nganggap Indah ada disampingnya.
“guys gue ke toilet dulu
yah.” Kata Indah
“yayayaya.” Kata Dika yang
tertawa bersama Lidya tanpa melihat Indah. Indah lalu berlari kearah toilet
___________________________
Indah menatap pantulan dirinya dicermin besar, air matanya
menetes segera Indah menghapusnya dengan tisu. Indah lalu masuk kedalam toilet,
pintunya dikunci, dia duduk di kloset dan menangis sejadi-jadinya. Hatinya
sakit, dirinya berasa tak dianggap oleh Dika juga Lidya. Hingga akhirnya dia
memutuskan kembali menghampiri Dika juga Lidya.
___________________________
“Udah Ndah ke toiletnya?”
tanya Lidya, Indah hanya mengangguk pelan
“yaudah kita pulang udah
sore juga.” Ucap Dika. Dika lalu membayar bill’nya dan beranjak dari duduknya,
ditarik lembut tangan Lidya sedangkan Indah hanya menatap kepergian mereka
berdua.
___________________________
Indah mengkunci pintu kamarnya, dia menangis sejadinya.
Tiba-tiba handphonenya berdering, tertera nama *DikaS* namun Indah tidak mengangkatnya sampe ke’3 kalinya Indah baru
mengangkatnya
“Ndah kamu kemana ajah
kenapa baru angkat telfon aku?” tanya Dika
“maaf aku ketiduran.” Jawab
Indah yang sedikit serak soalnya abis nangis
“kamu abis nangis ya? Kamu
kenapa?” tanya Dika
“aku gapapa.” Jawab Indah
berbohong
“kamu yakin?” tanya Dika
namun Indah tak menjawabnya
“Ndah, besok kita jalan yu?”
tawar Dika, Indah lalu membayangkan kalo besok jalan bertiga lagi pasti
kejadian tadi terulang
“Ndah kita cuma berdua ko.”
Ucap Dika namun Indah tetap tidak menjawabnya
“besok aku jemput jam 14.00
yah.”
“see you.” Lanjutnya
“see you.” Kata Indah lalu
menutup telfonnya
___________________________
Dika dan Indah memasuki Mujigae Resto, mereka berdua duduk
disudut restoran. Dika melahap makanan pesanannya dengan nikmat sedangkan Indah
hanya menatap makanannya dengan tidak gairah
“Ndah ko ga dimakan? Ga enak
yah? Aku pesenin yang lain yah.” Tawar Dika, Indah lalu memegang tangan kanan
Dika
“ga usah, makanannya enak ko
cuma aku lagi ga selera makan aja.” Jawab Indah dengan senyum manisnya
“apa kita cari resto lain
ajah?” tawar Dika
“Ga usah.” Ucap Indah
“yaudah kalo gitu makan dong
makanannya kan sayang.” Ucap Dika
“iyah aku makan.” Kata Indah
lalu memakan makanan pesanannya itu
“makanan disini enak, sayang
Lidya ga bisa ikut yah.” Ucap Dika, lalu Indah menatap tajam Dika
“padahal kalo ada Lidya
bakal seru.” Lanjutnya
“oh jadi kalo ada aku, pergi
sama aku, jalan sama aku itu ga seru yah?” tanya Indah, Dika menatap Indah lalu
tertawa renyah
“ya ga gitu sayang maksudnya
tuh...”
“udahlah, aku tau ko aku tuh
ga pernah penting dihidup kamu.” Ucap Indah lalu beranjak dari tempat duduknya
namun Dika menahannya
“kamu mau kemana?” tanya
Dika
“aku mau pulang.” Jawab
Indah
“aku anterin kamu yah.” Ucap
Dika
“gausah aku bisa pulang
sendiri.” Kata Indah yang berusaha melepaskan genggaman tangan Dika
“kamu kenapa sih Ndah
marah-marah mulu, murung mulu, kamu kenapa Ndah?” tanya Dika
“Aku kenapa? Kamu yang
kenapa Dika, kamu mikir ga sih kamu ceritain semua tentang Lidya ke aku,
rasanya kamu tuh tau semua tentang Lidya dari pada smua tentang aku. Aku jadi
bingung sebenernya siapa sih pacar kamu, pacar kamu tuh aku apa Lidya Dika?’’
tanya Indah, lalu Dika melepaskan genggamannya dari tangan Indah
“pacar aku kamulah Ndah.”
Kata Dika sembari memegang kedua bahu Indah namun Indah menangkisnya
“kalo aku pacar kamu, ga
mungkin kemarin kamu narik tangan Lidya, ga mungkin kamu ketawa-ketawa sama
Lidya sedangkan aku, aku berasa pengawal kalian. Kamu pernah berfikir Dik,
dikacangin orang yang dulu saling jatuh cinta itu sakit tau ga.” Ucap Indah
menangis lalu berlari keluar restoran, sedangkan Dika hanya terdiam.
___________________________
Indah menuruni tangga, didapati Dika dan Lidya sedang
sarapan bersama. Rasa cemburu itu datang lagi.
“ekhem.” Dika dan Lidya
menatap ke arah Indah yang sedang di tangga
“ehh Indah udah bangun, sini
ikut sarapan bareng kita.” Ucap Lidya yang saat itu sedang menyiapkan air minum
untuk Dika
“Ga deh, liat pemandangan
didepan gue ajah gue udah kenyang.” Ucap Indah lalu mulai menaiki tangga lagi
namun Dika mengejarnya
“Ndah..Ndah sarapan dulu
bareng kita, aku udah jauh-jauh dateng ke rumah kamu buat sarapan bareng kamu
loh Ndah.” Kata Dika
“yakin mau sarapan bareng
aku, bukan sarapan bareng Lidya?” tanya Indah
“Ndah kamu ngomong apa sih
Ndah?”
“kalau kamu pinter kamu
pasti faham apa yang aku maksud.” Ucap Indah lalu memasuki kamarnya
“Cukup Dik, buang perasaan
lo ke gue, gue ga mau nyakitin hati Indah sahabat gue.” Ucap Lidya
“tapi Lidya gue masih belum
bisa lupain lo.” Ucap Dika
“lo belum bisa lupain gue
terus lo anggap Indah apa Dik? Indah sahabat gue, gue mohon dengan sangat ke
lo, sayangi Indah sama halnya lo sayang ke gue, lupain gue Dik, lupain gue.”
Kata Lidya, lalu Dika memeluk Lidya
“kalian kenapa ngelakuin ini
ke gue?” tanya Indah, seketika pelukan Dika dan Lidya terlepas
“Indah...” Lidya menangis
“3 tahun kita pacaran Dik, 3
tahun kamu belum bisa lupain Lidya? Terus kamu anggap kita pacaran 3 tahun itu
apa? Main-main, kamu anggap aku apa? Apa gue jahat udah misahin dua manusia
yang saling mencintai, apa gue jahat? Dika gue jatuh bangun dapetin lo dan
akhirnya gue bisa dapetin lo, dan sekarang gue lagi jatuh bangun ngedapetin
hati lo.” Ucap Indah menangis
“Ndah.... aku..” kata Dika
yang terpotong
“Lidya, gue sama Dika udah
pacaran lama, tapi tetep yang ada dihati Dika bukan gue, bukan gue, tapi lo
Lidya lo yang selalu sempurna dihati Dika, lo yang selalu utama di mata Dika,
lo yang selalu penting di hidup Dika.” Kata Indah yang memotong omongan Dika
“percuma gue perjuangin lo
mati-matian, tapi lo nya ga pernah hargain perjuangan gue, lo selalu bilang
kalo lo bahagia sama gue tapi gue tau itu bohong, dompet lo yang isinya foto
Lidya, kamar lo yang tiap sudutnya ada foto Lidya, buku kenang-kenangan kalian
sebelum Lidya ke Jerman, gue tau semuanya. Kalian berdua bisa rasain betapa sakitnya
gue?” lanjutnya
“Dika...aku ga mau maksa
kamu lagi buat sayang sama aku, lebih baik kita putus dari pada aku
terus-terusan sakit hati, terus-terusan ngebatin sama kamu.” Katanya lagi, lalu
Indah berlari kekamarnya dan menutup pintu kamarnya.
“gue udah pernah bilang
lupain gue, buka hati lo buat Indah, Indah sayang sama lo, sayang Indah lebih
besar dari pada gue. Dika minggu depan gue udah balik lagi ke Jerman nemuin
cowo gue, oh ya, sekali lagi lo jangan sia-siain cewe yang sayang sama lo.”
Kata Lidya
___________________________
Satu minggu sudah Dika dan Indah putus hubungan, dan hari
ini Lidya juga harus pulang ke Jerman. Lidya menghampiri Indah yang sedang
terdiam dijendela kamarnya.
“Ndah, gue mau pamit, hari
ini gue harus balik ke Jerman.” Ucap Lidya namun Indah tidak menjawabnya
“oh ya, jaga diri lo
baik-baik yah, gue juga udah pamit sama om juga tante.” Indah tetap tidak
meresponnya
“Ndah jujur gue udah ga suka
sama Dika, gue udah punya cowo di Jerman, dan satu hal yang perlu lo tau kalo
Dika itu udah buka hatinya buat lo, lo juga harus tau kalo Dika juga sayang
banget sama lo.” Ucap Lidya, kali ini Indah menghampiri Lidya
“lo kalo mau pergi pergi
ajah ga usah banyak pidato, lo ga usah hibur gue pake acara Dika udah sayang
sama gue, sampe kapanpun Dika ga bakal suka sama gue, Dika tuh suka, sayang,
cinta sama lo bukan sama gue.” Ucap Indah
“kamu salah Ndah, aku udah
ngetes, ternyata bener 3 tahun itu bisa bikin perasaan aku berubah ke kamu,
walaupun emang awalnya aku ga yakin kalo aku belum bisa lupain Lidya, tapi
sekarang aku yakin kalo aku sayang sama kamu.” Kata Dika yang sudah ada dikamar
Indah membawa serangkai bunga serta boneka
“kalian ga usah hibur gue
kaya gitu, ga lucu tau ga, konyol banget, lagian sory gue ga kehibur.” Ucap
Indah, lalu Dika memeluk Indah
“I Love You...” bisik Dika,
lalu melepaskan pelukannya
“kamu serius?” tanya Indah
“I Love You So Much Ndah,
maaf aku udah bikin kamu sakit hati, sejujurnya orang yang paling sempurna,
tegar, dan paling penting dihidup aku adalah kamu Ndah.” Ucap Dika lalu
mengecup lembut kening Indah
“Nah gitu dong, kan enak
dilihatnya.” Kata Lidya tersenyum
“Lid maafin gue yah.” Kata
Indah
“seharusnya gue yang minta
maaf ke lo.” Lidya memeluk Indah
“yaudah kita anter lo ke
airport.” Ucap Dika
___________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar