Sabtu, 18 Januari 2014

Sick Of You


“Ndahh...Indah...!” suara khas itu terdengar jelas ditelingaku
“Emrrr...” lirihku. Karna mataku masih terpejam lelap
“Ndah bangun dong, sahabatnya dateng ga mau nyambut apa?” ucapnya lagi sembari mengusap lembut rambutku
“Hoaaaam......Lidya! Morning!” kataku sembari mengucek-ngucek mata
“kapan dateng?” tanyaku
“gue sampe tadi malem, cuma pas kekamar lo, lonya udah tidur, gue ga tega banguninnya jadi gue samperin lo pagi hehehe.” Jawab Lidya sembari membereskan meja belajar Indah yang berantakan
“Temenin gue jalan-jalan yu!” ucap Lidya sembari menarik lembut tangan Indah
“iya...iya tenang gue mau mandi dulu yah teacher!” kata Indah lalu berlari ke kamar mandi

___________________________

          Lidya mengendarai mobil dengan kecepatan stabil, diiringi lagu *Justin Bieber – All That Meatter* membuat suasana lebih fun. Sedangkan Indah asik dengan handphonenya.
“Asik bener sama handphonenya, berasa supir gue.” Ledek Lidya, Indah menatap Lidya dengan senyuman tengilnya
“hahaha ga lah teacher, lo tuh bukan supir gue tapi lo tuh asisten gue!” kata Indah sembari tertawa renyah
“Sama aja gila. Emang lagi sms’an sama siapa sih asik bener.” Kata Lidya yang penasaran
“ini dari Dika.” Jawab Indah
“Dika Ardiansyah yang lo taksir bertaun-taun itu kan?” tanya Lidya
“iya...tapi sekarang gue udah berhasil dapetin dia.” ucap Indah, seketika juga Lidya mengerem dengan mendadak
“awww”
“lo jadian sama Dika?” tanya Lidya
“iyah, duh sakit gila..” kata Indah sembari mengusap-ngusap keningnya
“sori, gue syok ajah akhirnya lo bisa dapetin Dika.” Ucap Lidya
“itu juga karna lo minggat dari Indonesia teacher.” Ucap Indah kali ini sedikit tenang
“gue ga minggat, gue sekolah oke.” Ucap Lidya membela diri
“whatever, udah ah jalan nih entar telat lagi.” Kata Indah

___________________________

          Dika terduduk santai dengan satu gelas minumannya. Hatinya tiba-tiba tak tenang, rasanya ada yang mengganjal.
          Adel menepuk pundak Dika, senyum sumringahnya terlihat jelas dimuka Indah, Dika lalu memeluk Indah dan mencium kedua pipinya
“Hay, Oh ya, aku punya kejutan buat kamu!” ucap Indah
“kejutan apaan?” tanya Dika
“masuk girl.” Ucap Indah dan Lidya pun muncul dihadapan Dika. Mata Dika tak berkedip melihat Lidya begitupun Lidya, cintanya yang dulu hilang kini datang kembali dihadapannya
“hey ko pada ngelamun sih? Kaget yah?” tanya Indah yang membuyarkan lamunan mereka
“ehhmm.. apa kabar?” tanya Lidya memulai percakapan
“baik, lama ga ketemu yah.” Ucap Dika
“oh silahkan duduk..” ajak Dika

___________________________

          Indah menatap kearah luar jendela kamarnya menikmati angin yang berhembus, tiba-tiba handphonenya berdering tertera nama *DikaS* lalu Indah mengangkatnya
“hay Ndah lagi apa?” tanya Dika disebrang sana
“lagi diem ajah dijendela.” Jawab Indah sedikit lemas
“kamu sakit?” tanya Dika
“engga ko.”
“lemes gitu, ohh ya besok kita jalan yu.” Tawar Dika
“boleh.”
“ajak Lidya juga yah.” Ucap Dika, Indah hanya terdiam tanpa memberi respon
“Ndah...Indah masih disitu kan Ndah?”
“ehhmm iyah aku masih disini ko.” Ujar Indah
“besok aku jemput kalian jam 13.00 yah.” Kata Dika
“iyah.”
“see you.”
“see you.” Indah pun menutup telfonnya lalu kembali menatap taburan bintang di jendela
“sejujurnya gue lelah dengan semua ini, harus jatuh bangun ngedapetin cinta lo. Lo memang milik gue tapi sayangnya hati lo bukan milik gue, gue cape harus merjuangin orang yang sama sekali ga ngehargain perjuangan gue, gue cape dengan kebohongan lo yang selalu bilang lo bahagia sama gue, gue cape sama semua ini, gue ga tau harus gimana, yang gue tau sekarang adalah gue sayang lo.” Batin Indah. Butiran bening mulai menetes membasahi pipi Indah
“Ndah...” sapa Lidya, Indah lalu menatap Lidya dan menghapus air matanya
“Ndah lo nangis? Lo kenapa?” tanya Lidya sembari memegang kedua bahu Indah
“ga ko gue gapapa. Oh ya besok Dika ngajak jalan, katanya mau jemput kita jam 13.00 lo bisa kan?” tanya Indah dengan nada parau
“dengan senang hati.” Jawab Lidya dengan penuh senyuman
“Ndah lo udah jadian sama Dika berapa lama?” tanya Lidya sembari melihat kumpulan foto Indah dan Dika
“udah lama ko, setaun setelah lo ke Jerman.” Jawab Indah
“lama juga yah, langgeng lagi.” Indah hanya tersenyum kearah Lidya
“Lo ko ga semangat gitu sih Ndah? Lo sakit??” tanya Lidya
“ga. Gue cuma terlalu takut aja, yaudah gue tidur duluan yah cape banget soalnya.” Ucap Indah lalu berjalan menuju tempat tidurnya dan menutup dirinya dengan selimut
“Gue terlalu takut saat Dika lebih milih lo dari pada gue.” batinnya

___________________________

          Mereka bertiga berjalan mengelilingi mall, berfoto bersama, main game, makan ice cream, karaoke, semuanya tertawa kecuali Indah. Indah memang tertawa tapi hatinya siapa tau. Dika juga Lidya begitu mesra sampe mereka lupa kalo disitu ada Indah. Indah serasa pengawal mereka berdua. Tiba saatnya makan, mereka memasuki Solaria Cafe dan memesan makanan kesukaan mereka, Indah hanya mengaduk-ngaduk makanannya, sedangkan Dika dan Lidya mereka fun bahkan sepertinya mereka ga nganggap Indah ada disampingnya.
“guys gue ke toilet dulu yah.” Kata Indah
“yayayaya.” Kata Dika yang tertawa bersama Lidya tanpa melihat Indah. Indah lalu berlari kearah toilet

___________________________

          Indah menatap pantulan dirinya dicermin besar, air matanya menetes segera Indah menghapusnya dengan tisu. Indah lalu masuk kedalam toilet, pintunya dikunci, dia duduk di kloset dan menangis sejadi-jadinya. Hatinya sakit, dirinya berasa tak dianggap oleh Dika juga Lidya. Hingga akhirnya dia memutuskan kembali menghampiri Dika juga Lidya.

___________________________

“Udah Ndah ke toiletnya?” tanya Lidya, Indah hanya mengangguk pelan
“yaudah kita pulang udah sore juga.” Ucap Dika. Dika lalu membayar bill’nya dan beranjak dari duduknya, ditarik lembut tangan Lidya sedangkan Indah hanya menatap kepergian mereka berdua.

___________________________

          Indah mengkunci pintu kamarnya, dia menangis sejadinya. Tiba-tiba handphonenya berdering, tertera nama *DikaS* namun Indah tidak mengangkatnya sampe ke’3 kalinya Indah baru mengangkatnya
“Ndah kamu kemana ajah kenapa baru angkat telfon aku?” tanya Dika
“maaf aku ketiduran.” Jawab Indah yang sedikit serak soalnya abis nangis
“kamu abis nangis ya? Kamu kenapa?” tanya Dika
“aku gapapa.” Jawab Indah berbohong
“kamu yakin?” tanya Dika namun Indah tak menjawabnya
“Ndah, besok kita jalan yu?” tawar Dika, Indah lalu membayangkan kalo besok jalan bertiga lagi pasti kejadian tadi terulang
“Ndah kita cuma berdua ko.” Ucap Dika namun Indah tetap tidak menjawabnya
“besok aku jemput jam 14.00 yah.”
“see you.” Lanjutnya
“see you.” Kata Indah lalu menutup telfonnya

___________________________

          Dika dan Indah memasuki Mujigae Resto, mereka berdua duduk disudut restoran. Dika melahap makanan pesanannya dengan nikmat sedangkan Indah hanya menatap makanannya dengan tidak gairah
“Ndah ko ga dimakan? Ga enak yah? Aku pesenin yang lain yah.” Tawar Dika, Indah lalu memegang tangan kanan Dika
“ga usah, makanannya enak ko cuma aku lagi ga selera makan aja.” Jawab Indah dengan senyum manisnya
“apa kita cari resto lain ajah?” tawar Dika
“Ga usah.” Ucap Indah
“yaudah kalo gitu makan dong makanannya kan sayang.” Ucap Dika
“iyah aku makan.” Kata Indah lalu memakan makanan pesanannya itu
“makanan disini enak, sayang Lidya ga bisa ikut yah.” Ucap Dika, lalu Indah menatap tajam Dika
“padahal kalo ada Lidya bakal seru.” Lanjutnya
“oh jadi kalo ada aku, pergi sama aku, jalan sama aku itu ga seru yah?” tanya Indah, Dika menatap Indah lalu tertawa renyah
“ya ga gitu sayang maksudnya tuh...”
“udahlah, aku tau ko aku tuh ga pernah penting dihidup kamu.” Ucap Indah lalu beranjak dari tempat duduknya namun Dika menahannya
“kamu mau kemana?” tanya Dika
“aku mau pulang.” Jawab Indah
“aku anterin kamu yah.” Ucap Dika
“gausah aku bisa pulang sendiri.” Kata Indah yang berusaha melepaskan genggaman tangan Dika
“kamu kenapa sih Ndah marah-marah mulu, murung mulu, kamu kenapa Ndah?” tanya Dika
“Aku kenapa? Kamu yang kenapa Dika, kamu mikir ga sih kamu ceritain semua tentang Lidya ke aku, rasanya kamu tuh tau semua tentang Lidya dari pada smua tentang aku. Aku jadi bingung sebenernya siapa sih pacar kamu, pacar kamu tuh aku apa Lidya Dika?’’ tanya Indah, lalu Dika melepaskan genggamannya dari tangan Indah
“pacar aku kamulah Ndah.” Kata Dika sembari memegang kedua bahu Indah namun Indah menangkisnya
“kalo aku pacar kamu, ga mungkin kemarin kamu narik tangan Lidya, ga mungkin kamu ketawa-ketawa sama Lidya sedangkan aku, aku berasa pengawal kalian. Kamu pernah berfikir Dik, dikacangin orang yang dulu saling jatuh cinta itu sakit tau ga.” Ucap Indah menangis lalu berlari keluar restoran, sedangkan Dika hanya terdiam.

___________________________

          Indah menuruni tangga, didapati Dika dan Lidya sedang sarapan bersama. Rasa cemburu itu datang lagi.
“ekhem.” Dika dan Lidya menatap ke arah Indah yang sedang di tangga
“ehh Indah udah bangun, sini ikut sarapan bareng kita.” Ucap Lidya yang saat itu sedang menyiapkan air minum untuk Dika
“Ga deh, liat pemandangan didepan gue ajah gue udah kenyang.” Ucap Indah lalu mulai menaiki tangga lagi namun Dika mengejarnya
“Ndah..Ndah sarapan dulu bareng kita, aku udah jauh-jauh dateng ke rumah kamu buat sarapan bareng kamu loh Ndah.” Kata Dika
“yakin mau sarapan bareng aku, bukan sarapan bareng Lidya?” tanya Indah
“Ndah kamu ngomong apa sih Ndah?”
“kalau kamu pinter kamu pasti faham apa yang aku maksud.” Ucap Indah lalu memasuki kamarnya
“Cukup Dik, buang perasaan lo ke gue, gue ga mau nyakitin hati Indah sahabat gue.” Ucap Lidya
“tapi Lidya gue masih belum bisa lupain lo.” Ucap Dika
“lo belum bisa lupain gue terus lo anggap Indah apa Dik? Indah sahabat gue, gue mohon dengan sangat ke lo, sayangi Indah sama halnya lo sayang ke gue, lupain gue Dik, lupain gue.” Kata Lidya, lalu Dika memeluk Lidya
“kalian kenapa ngelakuin ini ke gue?” tanya Indah, seketika pelukan Dika dan Lidya terlepas
“Indah...” Lidya menangis
“3 tahun kita pacaran Dik, 3 tahun kamu belum bisa lupain Lidya? Terus kamu anggap kita pacaran 3 tahun itu apa? Main-main, kamu anggap aku apa? Apa gue jahat udah misahin dua manusia yang saling mencintai, apa gue jahat? Dika gue jatuh bangun dapetin lo dan akhirnya gue bisa dapetin lo, dan sekarang gue lagi jatuh bangun ngedapetin hati lo.” Ucap Indah menangis
“Ndah.... aku..” kata Dika yang terpotong
“Lidya, gue sama Dika udah pacaran lama, tapi tetep yang ada dihati Dika bukan gue, bukan gue, tapi lo Lidya lo yang selalu sempurna dihati Dika, lo yang selalu utama di mata Dika, lo yang selalu penting di hidup Dika.” Kata Indah yang memotong omongan Dika
“percuma gue perjuangin lo mati-matian, tapi lo nya ga pernah hargain perjuangan gue, lo selalu bilang kalo lo bahagia sama gue tapi gue tau itu bohong, dompet lo yang isinya foto Lidya, kamar lo yang tiap sudutnya ada foto Lidya, buku kenang-kenangan kalian sebelum Lidya ke Jerman, gue tau semuanya. Kalian berdua bisa rasain betapa sakitnya gue?” lanjutnya
“Dika...aku ga mau maksa kamu lagi buat sayang sama aku, lebih baik kita putus dari pada aku terus-terusan sakit hati, terus-terusan ngebatin sama kamu.” Katanya lagi, lalu Indah berlari kekamarnya dan menutup pintu kamarnya.
“gue udah pernah bilang lupain gue, buka hati lo buat Indah, Indah sayang sama lo, sayang Indah lebih besar dari pada gue. Dika minggu depan gue udah balik lagi ke Jerman nemuin cowo gue, oh ya, sekali lagi lo jangan sia-siain cewe yang sayang sama lo.” Kata Lidya

___________________________

          Satu minggu sudah Dika dan Indah putus hubungan, dan hari ini Lidya juga harus pulang ke Jerman. Lidya menghampiri Indah yang sedang terdiam dijendela kamarnya.
“Ndah, gue mau pamit, hari ini gue harus balik ke Jerman.” Ucap Lidya namun Indah tidak menjawabnya
“oh ya, jaga diri lo baik-baik yah, gue juga udah pamit sama om juga tante.” Indah tetap tidak meresponnya
“Ndah jujur gue udah ga suka sama Dika, gue udah punya cowo di Jerman, dan satu hal yang perlu lo tau kalo Dika itu udah buka hatinya buat lo, lo juga harus tau kalo Dika juga sayang banget sama lo.” Ucap Lidya, kali ini Indah menghampiri Lidya
“lo kalo mau pergi pergi ajah ga usah banyak pidato, lo ga usah hibur gue pake acara Dika udah sayang sama gue, sampe kapanpun Dika ga bakal suka sama gue, Dika tuh suka, sayang, cinta sama lo bukan sama gue.” Ucap Indah
“kamu salah Ndah, aku udah ngetes, ternyata bener 3 tahun itu bisa bikin perasaan aku berubah ke kamu, walaupun emang awalnya aku ga yakin kalo aku belum bisa lupain Lidya, tapi sekarang aku yakin kalo aku sayang sama kamu.” Kata Dika yang sudah ada dikamar Indah membawa serangkai bunga serta boneka
“kalian ga usah hibur gue kaya gitu, ga lucu tau ga, konyol banget, lagian sory gue ga kehibur.” Ucap Indah, lalu Dika memeluk Indah
“I Love You...” bisik Dika, lalu melepaskan pelukannya
“kamu serius?” tanya Indah
“I Love You So Much Ndah, maaf aku udah bikin kamu sakit hati, sejujurnya orang yang paling sempurna, tegar, dan paling penting dihidup aku adalah kamu Ndah.” Ucap Dika lalu mengecup lembut kening Indah
“Nah gitu dong, kan enak dilihatnya.” Kata Lidya tersenyum
“Lid maafin gue yah.” Kata Indah
“seharusnya gue yang minta maaf ke lo.” Lidya memeluk Indah
“yaudah kita anter lo ke airport.” Ucap Dika

___________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar