Senin, 07 Oktober 2013

Nothing Like Us

Semua begitu cepat saat Tuhan mengambil seseorang yang sangat berharga dihidupku. Kenapa harus dia? Kenapa harus orang yang aku sayangi? Bahkan setelah dia meninggalkanku aku masih menunggu dia kembali walaupun itu sangatlah mustahil.

**

Nafasnya sudah tidak beraturan lagi, ada rasa sesak dibagian dadanya berusaha mengucapkan sesuatu
"Jar...Fajar.. tunggu, aku cape istirahatlah dulu!" ucapnya sembari merebahkan tubuhnya diatas rumput, berusaha mengatur nafasnya
"kambuh lagi?" tanya Fajar sembari memegang erat sebelah tangan Lena
"Len, tangan kamu hangat!" ucap Fajar, Lena hanya menggelengkan kepalanya lalu menutup matanya sesaat. Tangan lembut Fajar menyentuh kening Lena
"hangat, kita pulang. Kamu kuatkan?" Tanya Fajar
"Aku kuat!" jawab Lena tersenyum. Fajar beranjak dari duduknya lalu membantu Lena untuk berdiri namun Lena terjatuh, badannya sangat lemas
"biar aku gendong!" ucap Fajar, lalu mulai menggendong Lena
"Jar berat yah?" tanya Lena
"aku kuat, aku kan laki-laki perkasa!" jawab Fajar yang terus berjalan dengan beban berat dipunggungnya
"Thanks Jar!" ucap Lena, perlahan air matanya mulai jatuh membasahi sebagian baju Fajar
"Aku sayang kamu Fajar!" batin Lena
"aku akan lakukan apapun Len, aku akan menjadi kaki kamu saat kamu tidak bisa berjalan nanti, aku akan menjadi tangan kamu saat tangan kamu tidak bisa berfungsi lagi, aku akan menjadi senyum kamu saat kamu tidak tersenyum lagi, aku janji!" batin Fajar

**

Lena menatap langit sore dibalkon kamarnya, semua begtu indah. Mama melihat anaknya diambang pintu, dihampirinya Lena lalu dipeluknya erat rasanya takk ingin dilepaskan
"kamu baik-baik saja sayang?" tanya Mama
"Mama!" ucap Lena, lalu Mama merubah posisinya menjadi duduk disamping Lena
"kamu baik-baik saja?"  tanya mama sekali lagi
"Aku baik ma, hanya sampai kapan aku harus berteman dengan obat-obatan ini?" tanya Lena, mama memegang kedua pipi Lena dengan kedua tangannya lalu memeluknya kembali
"sampai kamu sembuh sayang!" jawabnya dengan air mata dipipi
"tapi kapan ma? aku bosan! aku lelah harus menahan rasa sakit yang sangat sakit, aku lelah mebuat orang-orang disekitarku kerepotan mengurusku, aku lelah ketika aku aku harus meminum obat sebanyak ini tapi tidak ada perubahan ma!" ucap Lena diiringi isak tangisnya

"mama mengerti sayang, mama mengerti, mama tau rasanya, kamu harus bersabar. Tuhan sayang padamu, semua itu butuh waktu sayang! ucap Mama sembari mencium kening anak satu-satunya itu

~aku takut suatu saat nanti aku tidak bisa merasakan pelukan hangat ini, saku takut suatu saat nanti aku tidak bisa melihat senyum mama lagi~ Lena

**

Fajar melihat Lena dengan serius, terlihat senyum manis yang menghiasi wajah cantik Lena. Fajar adalah teman SMP hingga sekarang mereka sudah lulus kuliah. Fajar tau semua tentang Lena, terkadang dia iba melihat Lena yang terus-terusan meminum obat yang begitu banyaknya. Waktu begitu cepat berlalu hingga tanpa sengaja perasaan yang aneh muncul dihati mereka masing-masing. Fajar menatap Lena perlahan tangannya mulai menyentuh lembut tangan Lena yang putih bersih, Lena menatap Fajar sesaat lalu menyandarkan kepalanya dibahu Fajar
"taman yang indah!" ucap Lena
"ya, sama seperti wanita yang ada disampingku sekarang, indah!" ucap Fajar yang dibalas senyuman oleh Lena
"Len, ada sesuatu yang aneh dihati aku, aku ga tau itu apa. Semua itu aneh bahkan terlalu sulit untuk diceritakan!" ucap Fajar
"Aku juga, ada sesuatu yang aneh entahlah aku tidak ingin memikirkannya!" Ucap Lena
"Apa keanehan yang kita rasakan sama Len?" tanya Fajar. Lena menatap Fajar memberikan senyum terbaiknya lalu menyandarkan kepalanya kembali di bahu Fajar, tangan Fajar menggenggam erat tangan Lena
"maybe!" ucap Lena
"Seandainya aku punya perasaan lebih ke kamu?" tanya Fajar membuat Lena menatap Fajar kembali lalu melepaskan genggamannya
"itu ga mungkin Jar!" jawab Lena
"itu mungkin Lena, aku sayang kamu, aku punya perasaan lebih dari seorang sabat, aku ingin kamu jadi milik aku Lena!" ucap Fajar kembali menggenggam erat tangan Lena
"aku sakit Fajar, aku sakit, dan kamu tau itu kan?" ucap Lena, Fajar menyentuh pipi Lena yang mulai basah lalu mencium keningnya
"aku tau, tapi apa karna kamu sakit kamu harus bohongin perasaan kamu sendiri? aku akan terima kamu apa adanya, aku akan jagain kamu saat kam sakit, aku akan ada disamping kamu saat kamu butuhin aku, aku janji!" ucap Fajar
"kamu janji?" tanya Lena
"ya, aku janji!" jawab Fajar, lalu perlahan mendrong tubuh Lena kedalam pelukannya

**

Satu hari setelahmereka jadian, semua telah berubah. Malam ini Fajar mengajak Lena dinner untuk pertama kalinya sebagai pasangan. Mereka duduk diujung restoran didekat kaca sehingga pemandangan kota dimalam hari bisa terlihat sangat jelas dengan taburan bintang dilangit. Fajar memesan satu piring steak dan Lena memesan satu piring pasta
"kamu suka?" tanya Fajar
"yeah! i like it!! kamu tepat memilih restoran Jar!" puji Lena
"nikmayilah makanannya, ini sangat lezat!" ucap Fajar
"yea... i know!" ucap Lena sembari melahap pastanya
"Len, mukamu pucat, apa kamu merasakan sakit?" tanya Fajar yang segera beranjak dari duduknya lalu duduk disamping Lena
"aku gapapa, aku sehat, ini hanyalah efek bedak sayang, aku tidak apa-apa sudahlah kita lanjut makan!" ucap Lena
"Lena aku pacar kamu, apapun yang terjadi kamu harus jujur ke aku, termasuk kalo kamu sakit!" ucap Fajar
"Fajar....... aku gapapa, aku baik, aku sehat, aku mau makan sudahlah kamu mengganggu saja!" kata Lena dengan sedikit tenaga mendorrong Fajar
"makanlah!" ucap Fajar yang masih duduk disamping Lena
"uhmm aku akan ketoilet sebentar!" ucap Lena sembari beranjak dari duduknya. Baru  langkah Lena berjalan Lena sudah kehilangan keseimbangan, Lena hampir jatuh namun Fajar segera menahannya
"Lena...!"
"aku gapapa, tenanglah!" kata Lena berusaha meyakinkan
"kita pulang!" ucap Fajar
"maaf merepotkan!" rintih Lena
"ini sudah menjadi tugasku!" ucap Fajar sembari memapah tubuh Lena

**

Fajar membaringkan tubuh Lena diranjang tempat tidurnya. Perlahan dia menyuapi Lena obat-obatan yang biasa diminumnya. Lalu menyelimutinya
"istirahatlah!" ucap Fajar sembari mengelus lembut rambut Lena
"thanks!" kata Lena
"ya, ini sudah menjadi tugasku untuk menjagamu. Aku akan pulang, besok kamu harus tampil cantik aku akan membawamu kesuatu tempat!" ucap Fajar
"kemana?" tanya Lena
lihat saja besok!" jawab Fajar dengan senyuman terbaiknya
"baiklah!" kata Lena tersenyum lalu menutup matanya


Lena memandang pantulan dirinya dicermin yang cukup besar. Dengan gaun selututu berwarna pink pucat, ditambah rambut yang digerai dan make up yang natural nampak serasi dipakai oleh Lena. Tangannya mulai menyentuh botol parfum kesukaannya, mencoba menyemprotkan kebeberapa bagian badannya, namun tangannya begitu lemas, tidak bisa mengangkat botol parfum itu, Lena masih berusaha namun botol parfum itu terjatuh ke lantai dan pecah
*praaaaak*
"Ya tuhan, jangan sekarang!" ucap Lena sembari mengangkat kedua tangannya hingga perut dan memandanginya
"Len!" sapa Fajar yang sudah berada dibelakang Lena
"Jar, kapan kamu datang?" tanya Lena bingung, dengan cepat dia menurunkan tangannya
"barusan, maaf langsung masuk aja soalnya tadi aku ketuk ga ada jawaban!" jawab Fajar
"Oh ya, aku bawa bunga buat kamu!" ucap Fajar sembari memberikan serangkai bunga 
"uhm simpan saja dimeja aku mau siap-siap dulu!" ucap Lena yang bercermin kembali 
"baiklah!"ucap Fajar sembari menyimpan serangkai bunga itu
"Len!"
"iya Jar?"
"itu botol parfum kesukaan kamu kan? kenapa bisa pecah?' tanya Fajar peuh selidik
"ehm itu anu tadi pas aku lagi ngaca ga sengaja kesandung jadi pecah, belum sempet aku beresin!" jawab Lena
"yaudah ah kita berangkat!" ucap Lena yang berjalan keluar kamar

**

"Jar bisa kamu bukain pintu mobil untukku?" tanya Lena yang masih  berdiri tegak disamping mobil berplat D itu
"tidak masalah!" kata Fajar tersenyum, dia lalu membukakan pintu mobil itu dan Lena memasuki mobil disusul oleh Fajar
"kita akan pergi kemana?" tanya Lena
"kita akan melihat pesta kembang api dipusat kota!" jawab Fajar sembari menyetir
"kenapa sedih?" tanya Fajar saat melihat raut wajah Lena berubah menjadi kecewa
"aku salah kostum, harusnya aku tidak memakai gaun semewah ini kalo hanya melihat pesta kembang api, seharusnya aku memakai pakaian santai sepertimu!" ucap Lena
"Lena kau tetap terlihat cantik, sudahlah hanya karna kostum mukamu tidak enak dipandang!" ledek Fajar
"kaya mukanya enak dipandang aja!" ledek Lena
"kamu nih!" sembari mengelus lembut rambut Lena

**

malam ini kembang api menjadi hiasan dilangit, Lena menyandarakan kepalanya dibahu Fajar sembari menatap hangat kembang api itu
"kau senang?" tanya Fajar
"ya, terimakasih, karnamu aku bisa melihat indahnya kembang api ini!" jawab Lena. Hampir satu jam mereka melihat ramainya kembang api hingga selesai, namun mereka memutuskan untuk tetap ditempat itu beberapa saat
"aku takut...!" ucap Lena, Fajar menatap Lena lalu menggenggam tangannya erat
"kalo ini adalah hal yang aku rasakan untuk terakhir kalinya!" ucap Lena, air matanya telah jatuh menetes
"sudahlah tuhan itu baik padamu, tuhan menyayangimu, tuhan selalu melindungimu!" kata Fajar
"aku percaya itu!" ucap Lena

~tapi siapa tau tentang umur seseorang? sekalipun Tuhan menyayangiku, aku tidak tau kapan Tuhan akan mengambil nyawaku~

**

"Oh Tuhan lidahku kelu, kenapa sulit sekali untuk berbicara, tanganku sulit untuk digerakkan, Tuhan apa yang terjadi padaku?" bantinnya. Lena berusaha beranjak dari tempat tidurnya 
*bruuuuuuug* Lena terjatuh dari tempat tidurnya
"Mamaaaaa...Mamaaaaaa tolong Lena, Lena sakit mah tolong!" hatinya berteriak, dia menangis namun tetap badannya tidak bisa digerakkan
"Lena buka pintunya!" teriak seseorang dari balik pintu
"Fajar, Fajar tolong aku!" rintihnya
"AKu akan dobrak pintunya Len, bersabarlah!" teriak Fajar
"Fajar cepat dobrak pintunya tante khawatir!" ucap Mama yang terisak dalam tangisnya
"1.......2.....3....!" kata Fajar sembari mendobrak pintu itu, namun pintunya masih belum bisa terbuka
"1......2.......3....!" Pintu itu akhirnya terbuka, Fajar dan mama segera berlari ke arah LEna yang sudah terbaring dilantai
"Lena!" Fajar menahan tubuh Lena dengan tangannya, air matanya mulai menetes begitupun mama
"apa yang sakit sayang?" mama mengelus lembut rambut anaknya yang sudah tidak berdaya
"sa...kit....!" ucap Lena terbata-bata
"kita ke rumah sakit sekarang!" ucap Fajar. Fajar mulai mengangkat Lena dan membawanya ke rumah sakit

**

Fajar terus mondar-mandir didepan pntu dimana Lena dirawat. Hatinya tak tenang melihat orang yang dia sayang sedang terbaring lemah dengan penyakitnya
"Fajar duduklah sebentar!" ucap mama
"iya tante!" ucap Fajaryang mulai duduk disebelah mama
"tantepun sama takutnya sepertimu, panik bukan hal yang tepat, kita hanya perlu berdoa dan terus berdoa tanpa henti!" ucap mama
"Aku sayang Lena tante!" ucap Fajar sembari menatap lurus pintu ruang inap Lena
"tante lebih sayang dia, dia anak tante, satu-satunya anak tante, satu-satunya yang tante punya. Tapi sekarang dia didalam sedang melawan maut. Sedangkan tante hanya bisa diam disini tanpa bisa menemani anak tante, tante takut kalo Lena pergi!" ucap mama yang masih menangis, Fajar mulai memeluk Mama Lena
"aku tau kau sayang pada Lena, aku percaya kau akan berikan hal yang terbaik untuk Lena!" batinnya
*ceklek* dokter sudah selesai memeriksa Lena. Fajar dan mama menghampiri dokter itu
"bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya mama
"ada yang perlu kita bicarakan nyonya!" ucap dokter itu
"kamu temani Lena ya!" ucap mama
"baik tante!" kata Fajar mulai memasuki kamar Lena
"mari nyonya!" ucap dokter itu
"iya dok!"

**

Fajar memasuki ruang inap dimana Lena dirawat, matanya berkaca-kaca melihat Lena dengan infus dan alat-alat kedokteran yang sangat banyak menempel dibadan Lena. Perlahan Fajar menyentuh rambut Lena lalu dia mengecup lembut keningnya. Disentuhnya tangan Lena dan diciumnya, air matanya benar-benar tidak bisa tertahankan lagi
"kamu sudah sadar??" tanya Fajar setelah melihat Lena membuka matanya, Lena menjawab dengan anggukan pelan
"kamu baik-baik saja?" Lena mengangguk pelan lagi
"aku menyayangimu!" ucap Fajar. butiran bening mulai menetes membasahai pipi Fajar
"jangan menangis, aku baik-baik saja. Aku menyayangimu sangat menyayangimu lebih dari kamu menyayangiku!" batinnya

**

"nyonya kanker otak yang diderita Lena sudah memasuki stadum akhir. Lena kehilangan kemampuan berbicara, dia mengalami lumpuh permanen, karena syaraf-syarafnya sudah tidak berfungsu seperti dulu!" ucap dokter itu
"Lena lumpuh dokter?" tanya mama sekali lagi
"maaf hanya sampai disini kemampuan kam!" ucap dokter itu
"kau ini seorang dokter, apa tidak bisa kau kerahkan kemampuanmu agar Lena tidak lumpuh? Apa tidak ada cara lain dokter agar Lena bisa sembuh?" tanya mama dalam isak tangisnya
"satu-satunya cara adalah kemoterapy dan operasi nyonya! Tapi saya rasa itu percuma, kanker ini sudah tidak bisa diatasi!" jawab dokter
"Lena!" ribtih mamah
"kita hanya bisa menunggu sampai kapan tuhan akan memberi kesempatan hidup untuk Lena!" lanjut dokter itu
"terimakasih dokter!" ucap mama meninggalkan ruangan dokter itu

**

*ceklekk* Fajar menatap pintu yang telah terbuka. Mama menghampiri Fajar dan Lena. diciumnya kening Lena. Air matanya tak henti-hentinya mengalir
"tante, Lena baik-baik saja?" tanya Fajar, mama menatap Fajar sesaat
"kita bicarakan diluar!" jawab mama semvari keluar ruangan diikuti Fajar
"Lena baik-baik sajakan tante?" tanya Fajar
"Lena lumpuh Fajar, kanker otaknya sudah memasuki stadium akhir, tante takut Fajar tante takut!" jawab mama seraya menghapus air matanya
"lumpuh?" ucap Fajar, dia terduduk lemas, matanya berkaca-kaca, tak percaya dengan semua ini

**

Satu minggu sudah Lena terduduk dikursi roda, dan selama itu pula Fajar menemani Lena. Dengan sabar dan penuh kasih sayang Fajar merawat Lena. Wajahnya semakin dekat, bahkan nafasnya bisa Lena rasakan, dikecupnya lembut bibir Lena oleh Fajar. Fajar menatap Lena, menghapus air matanya dengan ibu jarinya
"tenanglah, aku tidak akan meninggalkanmu!" ucap Fajar tersenyum
"aku percaya itu!" batin Lena

**

White menjadi tema untuk pernikahan Lena dan Fajar, mereka sedang melakukan feeting baju dan prawedding untuk pernikahannya minggu depan. Dengan gaun yang sangat mewah dikenakan Lena membuat kesan indah, dan jas yang dipakai Fajar membuat kesan gagah
"kamu cantik!" ucap Fajar sembari menggenggam kedua tangan Lena
"aku adalah lelaki yang paling bahagia karna bisa menikahi wanita secantik kamu Len!" lanjutnya lalu mengecup kening Lena
"ya memang kamu beruntung Fajar bsa meluluhkan hati wanita cantik seperti Lena!" ucap fotografer itu
"ya, aku sangat menyayangi Lena melebihi aku menyayangi dirikiu sendiri!" ucap Fajar sembari melemparkan senyum pada Lena yang sedang terduduk dikursi rodanya dengan gaun pengantinya. Lalu Fajar menghampiri Lena
aku takut bila suatu saat anti aku pergi meninggalkanmu, meninggalkan mama, aku takut!" batin Lena
"jangan kamu fikirkan kata orang, aku menyayangimu tulus, tak peduli kamu sakit, kamu lumpuh, kamu bisa, aku tak peduli, kau tetap terlihat cantik dan sempurna dimataku!" ucap Fajarsembari memeluk Lena, Lena hanya bisa menangis dalam pelukan Fajar
"Tuhan jagalah mereka berdua dalam lindunganmu, berilah mereka kebahagiaan untuk menjalin kasih sayang!" ucap mama yang melihat mereka dari kejauhan

**

Semua tamu sudah berdatangan, dengan nuansa serba putih dan indah, bunga mawar putih menghiasi sudut ruangan dan pesta pernikahan yang sangat mewah juga megah. Kedua keluarga sudah datang untuk menyaksikan momen kebahagiaan Lena dan Fajar. Semua terlihat bahagia, ajar menunggu Lena dengan gugup didampingi kedua orang tuanya dan Lena datang dengan gaun pernikahan yang sangat mewah dan duduk dikursi roda yang didorong mama, Fajar tersenyum begitupun Lena, mereka berdua duduk berdampingan didampingi orang tua masing-masing
"baiklah bisa kita mulai?" tanya pak penghulu
"ya!" jawab Fajar
"baiklah. Bismillahirohmanirrohim dengan ini saya nikahkan saudara Fajar Shidiq bin Romi Adistiya dengan Lena Gabriel binti Jeremy Sebastiandengan seperangkat alat sholat dan sekotak perhiasan dibayar tunai!" ucap pa penghulu
"Tuhan jangan sekarang, biarkan sekali saja aku merasakan kebahagiaan. Jangan sekarang aku mohon! errr sakit sekali!" batin Lena seraya menahan rasa sakitnya
"saya terima nikahnya Lena Gabriel binti Jeremy Sebastian dengan mas kawin tersebut tunai!" ucap Fajar
"bagaimana saksi sah?" 
"sahh..!"
"Yarhamukalloh...!"
*bruuuk* Lena jatuh pingsan
"Lena....Lena bangun Lena, Lena kamu kenapa?" tanya Fajar panik
""Lena sayang kamu kenapa? bangun sayang!" ucap mama yang ikutan panik. Fajar mengangkat Lena dan membawanya menuju rumah sakit 

**

Semua panik, semua cemas, egitupun Fajar. Orang yang sekarang sudah menjadi istrinya sekarang sedang melawan maut. Air matanya tak bisa tertahan lagi, kenapa harus Lena? kenapa harus dihari bahagia ini? bertubi-tubi pertanyaan itu muncul dihati Fajar
"sabar Fajar, kamu harus berdoa untuk kebaikan istrimu!" ucap mama Fajar
"kenapa ma, kenapa harus Lena ? kenapa harus sekarang?" tanya Fajar sembari memeluk mamanya erat
*ceklek* semua orang berdiri saat mendapati dokter yang sudah keluar dari ruangan Lena
"dokter bagaimana dengan istri saya?" tanya Fajar cemas
"dokter jawab!" bentak Fajar sembari menggoyang-goyangkan tubuh dokter itu
"tenanglah! tenang dulu!" ucap dokter itu, Fajar melepaskan genggaman erat dibahu dokter itu
"maaf ini sudah kehendak Tuhan, saya hanyalah dokter, kami semua sudah berbuat semaksimal mungkin, namun Tuhan berkata lain, dia terlalu sayang pada Lena sehingga dia ingin Lena berada disampingnya! Lena elah meninggal!" ucap dokter itu dengan berat hati. Kesedihan menyelimuti mereka semua, ajar memukul sekencang-kencangnya tembok rumah sakit meluapkan kemarahannya
"Fajar sudah Fajar, ini sudah menjadi takdirnya!" ucap mama Fajar mencoba meredakan emosi anaknya
"kenapa ma, kenapa harus sekarang, kenapa harus dihari bahagia ini?" Fajar memeluk mamanya dengan air mata yang tak berhenti. Mama Lena berlari menuju ruangan dimana Lena menghembuskan nafas terakhirnya, dipeluk dan diciumnya anak itu dengan air mata yang terus mengalir
"selamat jalan sayang, semoga kamu bahagia dan tenang disana, mama menyayangimu!" ucap mama. Fajar menatap Lena yang sudah terbaring tak bernyawa, dihampirinya lalu dipandanginya dengan sedih
"sabar Fajar, semua ini sudah takdir jangan salahkan takdir dan jangan membencinya!" ucap Mama Lena lalu meninggalkan mereka berdua
"Lena aku menyayangimu.. Kenapa harus sekarang dihari bahagia ini Len? Aku ikhlas Len aku ikhlas, tidurlah, ku menyayangimu sangat menyayangimu. Aku pasti merindukanmu, selamat jalan sayang!" ucap Fajar sembari mencium lembut bibir Lena

**

Dipandanginya makam Lena. Rasanya semua begitu cepat, serangkai bunga mawar putih kesukaan Lena dtancapkan didekat nisannya
"selamat jalan sayang, aku merindukanmu!" ucap Fajar, air matanya kembali menetes
"Fajar ayo!" ucap mama Lena
"iya ma!" ucap Fajar tersenyum lalu meninggalkan makam itu

**

~jaga dia disaat aku tak lagi ada disampingnya~ Lena

Jumat, 26 Juli 2013

Switer Coklat ♥






Pagi itu aku sedang berjalan dikoridor sekolah, diiringi keramaian siswa SMA Pelita yang sedang berkumpul dengan masing-masing kelompoknya. Aku tak memperdulikan itu semua, karna bagiku berteman dengan siapa saja tidak perlu berkelompok dan tidak perlu memilih.
*brrrrukkkk* ada seseorang yang menabrakku sampai aku terjatuh dan semua buku yang ku pegang ikut terjatu
"sori, gue ga sengaja!" ucap orang yang menabrakku tadi, aku melihat dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Dia menjulurkan tangannya berniat untuk membantukku berdiri, aku segera membereskan bukuku yang berserakan dan segera menyambut tangan orang itu, aku segera merapihkan baju seragamku yang cukup berantakan
"sekali lagi sory yah!" ucapnya
"gue baru liat lo disekolah ini, apa lo murid baru?" tanyaku padanya
"oh iyah gue murid baru, gue lagi buru-buru mau ke ruang kepala sekolah, bisa lo tunjukkin dimana tempatnya?" tanyanya
"hmm yaudah ikut gue!" jawabku. Kita berdua mulai berjalan ke arah ruang kepala sekolah
"nama lo siapa?" tanyanya lagi
"lo nanya ke gue?" aku balik bertanya
"hahaha lucu ya lo, ya gue ngomong sama lo lah, kan yang lagi jalan sama gue cuma lo doang!"jawabnya
"ohehehe, nama gue Adelia Mayang Sundari, lo bisa panggil gue Adel :D!"
"gue.....!"
"eh udah sampe ruang kepsek nih, kalo gitu gue duluan yah, bye!" ucap Adel
"thanks ya A..Adel?" ucap orang itu sedikit kaku
"sama-sama!"

**

Semua siswa kelas X-B IPA mulai hening ketika suara langkah kaki mulai mendekati kelas ini. Bu Melly yap guru fisika yang cukup killer dan tegas masuk ke kelas X-B IPA diikuti oleh salah satu murid dibelakangnya
"pagi anak-anak!" sapa Bu Melly
"pagii buuuu!"
"sebelum kita memulai pelajaran ibu akan memperkenalkan teman baru kalian, ayo perkenalkan diri kamu!" ucap Bu Melly
"hay, perkenalkan nama saya Aliando Syarif, kalian bisa panggil saya Al atau Ali, saya pindahan dari Bali, semoga kalian semua bisa nerima saya menjadi teman kalian. Jika ada yang ingin ditanyakan saya akan menjawabnya!" ucapnya memperkenalkan diri
"gue, gue mau nanya! Al apa lo udah punya pacar?"celetuk salah satu siswa
"wooo nanya yang serius dong Sel, modus lo!" teriak Dayat salah satu murid X-B IPA
"yeee biarin!" ucap Sel, karna pertanyaan Sel yang LOL itu membuat seisi kelas ricuh
"cukup anak-anak cukup!" Aliando silahkan duduk di bangku yang kosong itu!" perintah Bu Melly
"baik bu, terimakasih!" Aliando mulai melangkah menuju bangkunya dan
"Adel..!" ucap Aliando, Adel menghentikan kegiatannya dan menatap Aliando kaget, dia baru sadar ternyata dia bertemu lagi dengan orang yang menabraknya tadi pagi
"Hey, kita ternyata sekelas!"ucap Adel
"hehe iya nih kebetulan, sori yah soal tadi pagi!"
"ahh gapapa woles ajah! lo duduk disebelah gue? sini!" ucap Adel yang menepuk-nepuk bangku Aliando
"hehe iya makasih! Aliando!" ucapnya sembari menjulurkan tangannya
"lo belum tau nama gue kan?"lanjutnya
"oh iyah hehe!" Adel menyambut tangan Aliando

**

"Adel Adel!" mendengar teriakan itu Adel pun mulai menghentikan langkahnya
"iya Al ada apa?" tanya Adel
'pulang bareng yuk, kebetulan gue kan baru tau daerah ini, ya sambil jalan-jalan gitu :D!" ucap Aliando
"hmmm boleh deh yu!" jawab Adel. Aliando mulai membukakan pintu mobil sedan BMW biru tuanya
"thanks!" ucap Adel. Mereka berdua pun pergi meninggalkan sekolah itu
"Al, ini apa?" tanya Adel yang melihat sebuah switer coklat yang kucel, kotor, dan ada bekas darah, switer itu terlihat sudah tua
"awww!" Adel mengusap keningnya yang kesakitan karna terbentur kaca mobil
"sori Del!" ucap Aliando
"kenapa ngerem mendadak sih Al?" tanya Adel sedikit meringis
"simpen switer itu Del!" ucap Aliando, mukanya sedikit berubah menjadi agak marah
"kenapa? ini kan udah tua, kucel, jelek, dan ga layak pakai!" tanya Adel bertubi-tubi
"simpen switer itu Adel lo denger kan?" ucap Aliando sedikit membentak, Adel memandang Aliando dengan bingung lalu menyimpan kembali switer itu. Adel lebih memilih diam sampe emosi Aliando kembali stabil

**

Aliando membukakan pintu mobilnya, Adel menyambutnya dengan senyuman ramahnya dan bergegas masuk ke dalam rumahnya
"thanks Al!" ucap Adel
"Del tunggu!" panggil Aliando seraya menghentikan langkah kaki Adel
"ada apa?"
"soal yang tadi di mobil..... gue minta maaf, gue ga maksud kasar sama lo!" jawab Aliando
"ga apa-apa ko, gue juga udah lupa!" ucap Adel seraya memberikan senyuman terbaiknya
"switer itu sebenernya.....!" Adel menatap Aliando dengan serius lalu menghampirinya kembali
"kalo lo ga mau cerita juga gapapa, gue ga maksa lo buat cerita !" ucap Adel sembari memegang pundak Aliando
"gue bakal cerita ke elo, sebenernya switer itu adalah switer terakhir yang nyokap gue bikin buat gue!" ucap Aliando sembari menyandarkan tubuhnya ke mobilnya diikuti Adel
"emang nyokap lo sekarang kemana?" tanya Adel
"dia udah meninggal waktu umur gue 7 tahun!" jawab Aliando sembari mengingat masa lalunya
"ups sori, gue ga maksud buat...!"
"gapapa ko, waktu itu nyokap gue bikinin switer ini, malemnya gue pake switer itu buat acara makan malam diluar, tapi nyatanya mobil yang gue dan keluarga gue tumpangin kecelakaan dan cuma gue sama bokap gue yang selamat, sampe sekarang switer itu gue simpen, masih kaya dulu, ada bekas darah nyokap gue!" ucap Aliando panjang lebar
"Al, gue turut berduka yah!" ucap Adel
"iya. Ga lama setelah nyokap gue meninggal bokap gue nikah lagi dan memutuskan buat menetap di Bali. Beranjak dewasa gue pengen pindah ke Bandung dan bokap gue juga ngijinin, disini gue tinggal sama pembantu gue hehe!" lanjutnya
"ohh begitu, enak ga jauh dari orang tua?" tanya Adel
"enak ga enak sih! Oh ya udah sore nih, thanks ya Del lo udah mau dengerin curhatan gue yang ga penting buat didenger!"
"tenang aja, kita kan sekarang temenan Al!" Adel menunjukkan senyumannya
"besok kalo boleh gue jemput lo gapapa?" tanya Aliando
"dengan senang hati!" jawab Adel

**

Sudah hampir 1 bulan ini Adel dan Aliando semakin dekat, bahkan waktu kosong Adel sering dipakai bersama Aliando. Seringkali Aliando memeberikan perhatian lebih pada Adel, lebih dari teman ._. entahlah apa yang ada difikiran Aliando, setiap Adel didekatnya dia selalu merasakan perasaan yang aneh namun menyenangkan
"Al, lo lagi apa? Keliatannya lo sibuk banet!" ucap Adel yang membawa 2 gelas jus ditangannya
"gue lagi nyari switer gue, apa lo liat?" tanya Aliando sembari mengobrak-ngabrik mobilnya
"kemarin gue simpen di balkon, kan lo bilang hari ini lo mau beresin mobil jadi gue keluarin switer itu!" jawab Adel sedikit menegang
"terus sekarang dimana?" tanya Aliando
"ehhmm, ehh, gue lupa, soalnya kemaren gue simpen itu dimeja balkon terus lo manggil gue dan gue tinggalin disitu!" jawab Adel gugup. Mendengar jawaban Adel, Aliando langsung berlari menuju meja balkon disusul Adel
"mana Del ga ada, lo nyimpennya dimana?" tanya Aliando sedikit membentak
"kemarin gue simpen disitu Al masa ga ada sih!" ucap Adel sembari mencari switer itu ditempat kemarin dia menyimpannya
"kalo ada ya pasti ada disini Del!" ucap Aliando lagi
"sabar dong Al, gue yakin ko gue nyimpen ditempat yang bener ya disini masa ga ada sih!" ucap Adel
"lo tau kan itu switer berharga banget buat gue, dan sekarang kenapa lo ngilanginnya? gue kan udah bilang jangan keluarin switer itu dari mobil tanpa seijin gue, dan lo ga ijin ke gue, harusnya gue ga percaya sama lo Del!" bentak Aliando
"Al, gue minta maaf, gue tau benda itu berharga banget buat lo, makannya gue minta maaf :(!" ujar Adel merasa bersalah
"maaf? lo bilang maaf? maaf lo ga bisa ngembaliin switer itu! Mending lo pergi deh dari rumah gue sekarang, gue enek liat muka lo!" usir Aliando
"gue janji Al gue janji bakal nemuin switer itu!" ucap Adel, air matanya mulai menetes, dia mulai berlari meninggalkan rumah Aliando
"oh God!" ucapnya

**

"Gue ga percaya Al lo bentak gue dan ngusir gue, gue ga percaya! Kenapa Al, padahal gue sayang sama lo, tapi kenapa Al lo giniin gue, padahal cuma sebuah switer doang, dan gue yakin switer itu ga hilang switer itu ada, gue janji Al gue bakal nemuin switer itu buat lo demi lo karna gue sayang sama lo!"

**

Aliando menatap datar taman sekolah didepannya, semenjak kejadian itu Aliando dan Adel terlihat menjauh bahkan sekarang mereka bermusuhan. Ini sungguh menyiksa
"Al, lo sama Adel kenapa sih? udah 5 hari ini lo sama Adel keliatan ga akrab, kalian berantem ya?" tanya Eldwin salah satu teman Aliando
"ga!" jawab Aliando singkat
"lo suka sama Adel?" tanya Eldwin lagi, Aliando menatap Eldwin sesaat lalu kembali ke posisinya semula
"maybe, tapi gue ga taulah!" jawab Aliando
"kalo lo berantem sama Adel mending minta maaf buruan sebelum lo nyesel, terus kalo lo suka sama Adel mending cepet tembak dia dari pada keburu sama orang lain! Gue ingetin Adel tuh cewe unik juga cantik, banyak cowo yan ngincer dia!" ucap Eldwin sembari menepuk pundak Aliando
"pikirin baik-baik kata-kata gue barusan, gue cabut!" lanjutnya
"rumit!" lirih Aliando

**

Aliando membantingkan tubuhnya ke tempat tidurnya, tangannya mulai meraba seisi tempat tidurnya dan wajahnya terlihat begitu kaget saat dia memegang sesuatu, dia menatap benda itu lalu fikirannya teringat pada 'Adel'
"ADEL! Bi, bibi......!" teriaknya, Bi Nah pun datang menghampiri Aliando
"ada apa den?" tanya Bi Nah
"ini switer saya kan? ko bisa ada dikamar saya?" tanya Aliando sembari memegang switer itu
"iya itu switer kesayangan den Ali, 5 hari yang lalu bibi liat switer itu disimpen non Adel di meja balkon cuma bibi pindahin ke kamar den Ali takut diambil orang, memangnya kenapa den?" jawab Bi Nah yang diakhiri dengan pertanyaan
"ga papa Bi, makasih ya!" ucap Aliando, Bi Nah pun pergi meninggalkan kamar Aliando
"astaga Adel maafin gue!" lirihnya, dengan cepat Aliando meraih kunci mobilnya

**

"tok...tok..tok....!"
"iya!" Adel membukakan pintu rumahnya dia menatap wajah orang yang mengetuk pintu rumahnya dengan wajah kecewa
"oh elo, tunggu bentar!" ucap Adel sembari berjalan ke arah ruang tamu dan kembali lagi dengan membawa sesuatu ditangannya
"nih, gue tau ini bukan switer yang mirip, gue udah berusaha nyari switer lo tapi ga ketemu, dari pada gue ga tanggung jawab mending gue ganti dengan warna kesukaan lo, coklat, ya anggap ajah ini sebagai tanda maaf dari gue karna udah ngilangin switer lo!" ucap Adel
"Del gue mau minta maaf!" ucap Aliando
"maaf buat?" tanya Adel
"switer gue udah ketemu, Bi Nah yan nyimpen itu dikamar gue, gue minta maaf banget udah nuduh lo dan udah bentak lo, gue minta maaf sebesar-besarnya!" ucap Aliando
"ya baguslah kalo udah ketemu, ya anggap juga itu switer sebagai tanda maaf gue, soalnya gue juga yang bikin switer lo ilang!" ucap Adel
"tapi Del...!"
"udah ga ada urusan lagi sama gue, jadi lo boleh pergi, selamat malam!" ucap Adel memotong ucapan Aliando. Adel mulai menutup pintu rumahnya namun Aliando berusaha menahannya
"gue tau Del lu kecewa sama gue karna gue udah nuduh lo, gue minta maaf, kasih kesempatan buat gue Del buat memperbaiki semuanya!" Aliando masih berusaha menahan pintu itu
"lo ga perlu kesempatan Al, lebih baik lo pulang, udah malem!" ucap Adel
"gue bakal pulang kalo lo ngebukain pintu ini, cuma 5 menit gue janji 5 menit!" ucapnya, Adel pun membukakan pintu itu dan melihat Aliando dengan serangkai bunga ditangannya
"Al...!" Aliando mulai berlutut dihadapan Adel
"gue inget kata-kata Eldwin, lo tau kan Eldwin teman sekelas kita *Adel mengangguk* dia bilang ke gue gini (kalo lo suka sama Adel mending cepet tembak dia dari pada keburu sama orang lain! Gue ingetin Adel tuh cewe unik juga cantik, banyak cowo yan ngincer dia) dan gue ga mau cowo lain ngeduluin gue dan milikin lo. Jadi, hari ini gue minta lo supaya lo jadi cewe gue Del, lo mau?" tanya Aliando
"Al, apa kita masih musuhan?" tanya Adel, Aliando mulai berdiri dan menggenngam tangan Adel
"musuhan? sekarang engga ko emang kenapa?" Adel langsung mendekap tubuh Aliando
"kalo kita udah ga musuhan, gue mau jadi cewe lo!" ucap Adel yang masih mendekap tubuh Aliando
"hahaha, gue yakin lo bakal terima gue!" Aliando mulai mendekap tubuh mungil Adel
"gue sayang lo Del!" lirihnya
"i know!"
"gue sayang lo melebihi apapun, dari awal gue ngeliat lo, dari insiden tabrakan itu gue udah sayang sama lo!" ucap Aliando
"switer coklat ini jadi lambang kita, dan gue pengen lo jaga switer dari gue ini sama kaya lo ngejaga switer dari nyokap lo!" ucap Adel melepaskan pelukan ALiando
"gue janji!" kata Aliando. Sebuah kecupan manis dikening Adel, bibirnya mulai tersenyum lebar dan kembali mendekap Aliando

TAMAT

Selasa, 23 Juli 2013

I STILL LOVE




                Tak henti-hentinya buliran air mata membasahi pipi manis Nuril, mungkin ini keputusan terbodoh yang pernah Nuril lakuin seumur hidupnya, meninggalkan orang yang benar-benar menyayanginya dengan tulus. Kali ini Nuril benar-benar menyesali perbuatannya, saat Mala datang Nuril langsung memeluk Mala dengan erat
“Nuril lo nangis?” tanya Mala dengan cepat Nuril memeluk Mala
“Nuril lo kenapa? Cerita ke gue!” ucap Mala, lalu Nuril melepaskan pelukannya
“Mal, gue putus Mal sama Sion!” jawab Nuril yang masih terisak
“ko bisa? Jangan bilang karna lo mau pindah ke Bali lo putusin Sion!” tangan Mala menunjuk wajah Nuril dengan mata yang sedikit melotot. Nuril hanya mengangguk saja dan meremas-remas jarinya
“Nuriiiiiiillll, kenapa sih? Kan bisa LDRan, lo tuh ya ampunn!” ucap Mala yang ikut gereget sama sahabatnya itu
“gue ga mau LDRan, LDRan itu ga enak, ga bisa ketemu, dan satu lagi gue ga percaya! Gimana kalo cowo itu selingkuh?” Nuril segera menghapus air matanya
“Nuril harusnya lo percaya kalo Sion itu ga bakal kaya gitu, sekarang lo nyesel gitu udah mutusin Sion?” tanya Mala
“emm udah ah Mal, gue bakal buktiin ke Sion gue ga nyesel putusin dia, lagian minggu depan gue udah harus pindah ke Bali jadi ya move on!” jawab Nuril
“terserah lo deh!” Mala menyandarkan badannya ke kursi taman
**
“Malaaaaaaa!” air mata Nuril hampir menetes lagi
“kenapa lagi sih lo ah?” tanya Mala
“ituuu.....!” Nuril menunjuk sekumpulan cewe-cewe yang sedang mengerumuni Sion
“ehmm kita ke kelas yuk!” Mala menarik tangan Nuril, karna kalo mereka tetep disitu Mala tau kalo Nuril bakal nangis liat cewe-cewe yang kecentilan ke Sion. Sion melihat Nuril dan Mala yang berlari ke arah kelasnya
“Nuril Nuril gue tau lo masih sayang sama gue!” Sion menghela nafas panjang (dalam hati) saat melihat bayangan Nuril perlahan mulai hilang dari hadapannya
“Sion ihh ini gimana sih caranya, gue ga bisa bangeeet!” ucap salah satu cewe yang ikut ngerumunin Sion -_-
“iya iya bentar ya gue mau ke toilet dulu!” kata Sion lalu meninggalkan sekerumunan cewe-cewe itu
**
                Nuril memasukkan pakaiannya ke dalam koper, hanya tinggal beberapa hari lagi Nuril akan meninggalkan Jakarta, meninggalkan Mala sahabatnya dan Sion (mantan) pacarnya. Mala masuk kamar Nuril begitu saja, memang karna mereka sudah bersahabat cukup lama jadi ya begitulah
“buru-buru amat neng, kan masih ada 5hari lagi!” ucap Mala yang mengeluarkan HP-nya dan memainkan game
“ya 5hari itu sebentar Mal, lagian besok gue udah ga sekolah lagi, besok resmi gue keluar dari sekolah!” ucap Nuril yang masih merapikan pakaiannya
“ihh elo mah, mending kita hangout aja yu, cari makan!” ajak Mala
“boleh deh!”
**
                Sebuah restoran sederhana yang dipilih Mala dan Nuril untuk memberi makan cacing cacing yang kelaparan di perut mereka :& , baru saja makanan yang mereka pesan datang, Nuril melihat sosok sang mantan yaitu Sion datang ke restoran yang sama. Nuril melihat Sion menggandeng tangan seorang cewe o.O
“kenapa sih lo, makan itu pastanya bukan diaduk-aduk kaya gitu!” ucap Mala yang heran melihat kelakuan Nuril
“gue ke toilet dulu!” ucap Nuril lalu pergi ke toilet
*toilet*
“secepat itu kamu ngelupain aku Sion, secepat itu kamu dapetin pengganti aku, mungkin bener aku udah ga ada dihati kamu, kamu jahat Sion kamu jahat!” Nuril menatap wajahnya di cermin dan pipinya mulai basah lagi
“nih!” tiba-tiba seorang cewe menyodorkan tisu ke arah Nuril, Nuril menatap cewe itu tajam berusaha mengingatnya, dan benar saja cewe itu adalah cewe yang digandeng Sion tadi
“gak usah so baik deh lo!” bentak Nuril lalu menabrak badan cewe itu dengan sengaja
“cewe aneh!” gumamnya
**
“kita balik ayo!” Nuril menarik tangan Mala
“ih gue belom beres makan tau ih, gue lapeeeer Nuril!” protes Mala yang dibibirnya masih ada bekas saus pasta
“makan dirumah gue ajah, nih tisu elap mulut lo!” ucap Nuril sewot. Sesaat setelah mereka pergi
“ka Sion aku ga suka sama Jakarta apalagi restoran ini!” protes Acha yang ta lain adalah cewe yang tadi Sion gandeng
“kenapa sih Cha? Katanya betah di Jakarta!” jawab Sion sambil menyantap makanan pesanannya
“tadi ada cewe yang nangis di toilet terus aku kasih tisu, eh udah itu dia malah bentak aku sambil nabrak aku kaya yang disengajain gitu!” mulut Acha mulai maju hampir setengah meter
“ya mungkin cewe itu lagi ada masalah kali jadi dia bersikap kaya gitu ke kamu!” kali ini Sion menatap Acha aneh
“jangan ngeliatin gitu ih, Acha tau Acha cantik, tapi ka Sion jangan ngeliatin Acha kaya gitu nanti nanti suka loh!” ledek Acha sambil mengedipkan sebelah matanya
“Acha Acha kamu tuh masih kelas 3smp dan ka Sion kelas 3sma jadi ga mungkin ka Sion suka sama kamu!” kali ini Sion mengacak-acak rambut Acha
“mungkin ajah, kan ka Sion baru putus dari ka Nuril!” ledek Acha kali ini Acha memeletkan lidahnya
“eh iyah ka Nuril tuh yang mana ka?” tanya Acha
“yang begitulah! Pokonya cewenya cantik!” jawab Sion
“kenapa kk putus sama ka Nuril?” tanya Acha
“hmm, udah makan yooo!” Sion lebih memilih mengakhiri pembicaraannya dengan Acha
**
“Maaaaaallaaaa.......!” teriak Sion yang sedang berlari ke arah Mala
“apa?” tanya Mala
“gue denger Nuril udah keluar dari sekolah ini ya?” tanya Sion dengan nafas yang masih terengah-engah
“ya, nanti sore dia udah pergi ke Bali!” jawab Mala santai
“loh? Bukannya masih ada 4hari lagi dia pindah ke Bali?” tanya Sion
“niatnya sih gitu cuman papahnya Nuril pingin hari ini pindah jadi ya nanti sore dia udah pergi ke Bali!” jawab Mala. Sion hanya terdiam mendengar jawaban dari Mala itu artinya kemaren hari terakhir dia ketemu Nuril
“Sion, Sion!” Mala membuyarkan lamunan Sion
“lo masih sayang kan sama Nuril?” tanya Mala
“ya Mal, tapi percuma toh Nuril juga ga mau LDR sama gue!” jawab Sion dengan tatapan datar
“mending pulang sekolah nanti lo ke rumah Nuril deh ungkapin semua perasaan lo sebelum semuanya terlambat!” ucap Mala
“thank’s ya Mal!” ucap Sion sembari menepuk pelan bahu Mala
**
                Berkali-kali Sion memencet bel rumah Nuril tapi ga ada orang yang ngebukain pintunya, untung ada Pa Rahmat tukang kebun tetangga sebelah yang ngasih tau kalo Nuril dan keluarga sudah pergi ke bandara
“mas mau nemuin mba Nuril ya?” tanya Pa Rahmat
“iya Pa, tapi saya mencet belnya ga ada yang keluar!” jawab Sion
“yaiyalah orang semuanya sudah pergi ke bandara!” ucap Pa Rahmat
“apa? Bandara pa? Kapan?” tanya Sion panik
“baru sekitar 45 menit yang lalu!” jawab Pa Rahmat
“makasih pa!” Sion segera menaiki motornya dan menjalankannya dengan kecepatan penuh
**
                Sion berlari menyusuri bandara, mencari-cari Nuril dan keluarganya, tapi hasilnya nihil Sion sama sekali tidak menemukan Nuril. Saat Sion akan pulang tiba-tiba ada suara yang dikenalinya memanggil namanya, Sion melihat kearah cewe yang manggil namanya itu, dengan cepat Sion berlari kearahnya dan memeluk cewe itu
“Nuril aku sayang kamu!” ucap Sion ditengah-tengah pelukannya
“aku juga sayang kamu, maaf udah mutusin kamu gitu ajah!” ucap Nuril
“eeh tunggu!” Nuril melepaskan pelukan Sion dengan kasar
“kenapa Ril?” tanya Sion heran
“kemarin kamu gandengan di restoran *** sama cewe lain itu siapa?” tany Nuril, Sion hanya tertawa mendengarnya
“kamu ko ketawa sih? Aku serius tau!” gerutu Nuril
“itu adik sepupu aku Nuril namanya Acha, dia emang kaya gitu, ohh kamu cemburu ya?” ledek Sion sambil mencolek hidung Nuril
“cemburu artinya sayang tau!” jawab Nuril yang pipinya sudah seperti tomat
“hahaha jadi....?” tanya Sion
“kita balikan lagi?” lanjut Sion yang dijawab anggukan oleh Nuril
“ga takut cowonya selingkuh?” tanya Sion
“engga, aku percaya kamu orangnya ga kaya gitu!” jawab Nuril kembali memeluk Sion
“Nuril ayo kita harus udah berangkat!” ucap Papah Nuril
“Sion aku berangkat ya, pokonya kamu harus bisa dihubungin, wechat, line, whatsup, skype, kakaotalk, facebook, twitter, sms harus dibales terus, telpon terus, setiap detik kamu harus kabarin aku!” ucap Nuril panjang lebar
“ya, kamu hati-hati disana ya, kalo udah sampe kabarin aku!” kata Sion memegang erat tangan Nuril
“salam buat Mala ya!” ucap Nuril
“Nuril ayoo!” ajak papah
“iya pah, bye Sion!” Nuril melambaikan tangan ke Sion
“bye!” Sion memberikan isyarat I LOVE YOU dengan tangannya
**
                Sebulan sudah berlalu, hubungan Sion dan Nuril berjalan lancar dan baik walaupun mereka LDR. Nuril menatap indah pantai kuta, tiba-tiba suara dering handphone Nuril berbunyi, tertera nama Sion dilayar handphone itu, dengan cepat Nuril mengangkatnya
“halo Sion kamu kemarin ko ga kabarin aku sih? Aku kan khawatir Sion!” ucap Nuril panjang lebar
“kemaren aku lagi sibuk Nuril, sekarang udah ngabarin kamu lagi kan?” tanya Sion
“iya tapi seharian kemaren aku cemas tau ga sih! Aku nelpon kamu ga diangkat sms ga dibales aku khawatir!” jawab Nuril
“sekarang kamu lagi dimana?” tanya Sion
“aku lagi di kuta, pemandangannya indah banget loh, coba kamu ada disini, kita bisa nikmatin sunset yang indah bangeeeet!” jawab Nuril
“aku juga lagi liat sunset ko!” ucap Sion
“oh ya? Dimana? Sama siapa?” tanya Nuril penuh selidik
“disini, sama orang yang aku sayang!” jawab Sion
“orang yang kamu sayang? Siapa? Kamu selingkuh ya? Kamu jahat banget sih, Sion jawab dong kamu sama siap siapa?” tanya Nuril yang emosinya mulai naik
“sabar dulu dong, coba kamu liat kebelakang kamu ada siapa!” jawab Sion, seketika Nuril membalikan tubuhnya dan melihat Sion yang sedang berdiri dibelakangnya, Nuril mematikan telepon Sion dan berlari kearahnya
“kamu ko ada disini?” tanya Nuril senang
“Sion gitu loh, jadi sekolah libur satu minggu, dan aku mutusin kesini liburan di Bali sama kamu!” jawab Sion
“aku kangen kamu Sion!” Nuril memeluk erat Sion
“aku juga sama ko, ga ada kamu disekolah rasanya sepii banget!” ucap Sion
“oh ya, kamu kesini sama siapa?” tanya Nuril. Sion menepukan tangannya 3x dan Mala pun muncul
“Malaaaaaaaa! Gue kangen bangeeeeeet!” Nuril memeluk Mala
“sama, aduuh lama ga ketemu!” ucap Mala
“gimana LDRan nya lancar kan?” tanya Mala
“lancar dong!” jawab Sion
“thank’s ya Mal, elo udah mau jagain Sion di Jakarta buat gue!” ucap Nuril
“sip!”
“eh katanya mau liat sunset mumpung ada aku, yo!” ajak Sion
                Mereka bertiga duduk dihamparan pasir putih melihat matahari terbenam dengan penuh senyuman, hari ini Nuril seneng banget orang yang disayangnya udah ada disampingnya walaupun itu cuman sebentar :’) dan semoga hubungan mereka baik-baik saja dengan jarak Bali-Jakarta

*ENDING*

Senin, 22 Juli 2013

#Happy21stSelenaFromIndonesia



Happy Birthday Our Beauty Queen !! We love you :') 
Semoga Sel cepet datang ke Indonesia yah x_x waduh yang ultah siapa yang make a wish siapa XD gapapalah namanya jua fans :D Ya bener Selena Gomez udah dewasa ajah yah, sekarang udah umur 21 tahun tapi tetep dia ga berubah wajahnya juga masih imut imut gimana gitu :D

Denger-denger Selena mau ngerayain ulang tahunnya yang ke-21 ini loh kira-kira gue diundang ga ya ??? :o Yang bikin gue penasaran itu adalah Justin Bieber ngasih kado apa yah ... Sempet juga sih denger kalo di hari ulang tahun Sel, Justin bakal ngelamar dia dan ngajak nikah :o uwow gue sih seneng-seneng ajah karna dari dulu emang gue berharap Justin dan Selena itu balikan. Ya emang kisah cinta mereka berdua tuh kaya sinetron ga tau deh sutradaranya siapa -_- tapi yang jelas balikan atau enggaknya mereka toh mereka yang jalanin, gue disini cuma sebagai fans Jelena doang ga berhak ngatur hidup mereka.

Gue berharap sih diusia 21 tahun ini heaters Selena tuh pada ilang yah, pada pergi, dan ga pernah jelek-jelekin Sel lagi atau sampe ngehina Sel yang ENGGAK sesuai fakta -_- oh iyah gue harap juga sih Sel dateng ke Indonesia lagi hehe, ya kalaupun Sel dateng ke Indonesia gue juga harus ngumpulin uang dulu biar bisa ketemu belum lagi ijin dari orang tua :((( Gue suka sirik deh ngeliat orang bule yang bisa foto bareng sama Sel, gue selalu nanya kediri gue sendiri "Gue Kapan Bisa Foto Bareng Sama Selena?" yah jadi curhat x_x

Harapan untuk Sel diusia 21 ini : gue pengennya sih gosip yang beredar tentang Justin mau lamar Sel itu nyata yah tapi bagi gue siapapun orang yang bakal ngisi hati Sel, asalkan Sel seneng dan bisa bahagia gue juga ikut seneng ko :D karna bagaimanapun gue disini fansnya Sel dan Justin, dan gue harus ngedukung apapun yang terbaik untuk idola gue, walaupun itu ga sesuai harapan gue, gue harus tetep dukung :D

Sekali lagi Happy Birthday Selena (Sel itu penyemangat gue, motivasi gue, dan Sel juga idola gue yang cantiknya kebangetan)  Happy Birthday Our Beauty Queen !!!! :* I Love You Sel {} 

                                                 Selena Gomez - Slow Down (21tahun)

Jumat, 12 Juli 2013

Semua Itu Terulang Lagi !!!

               Hari senin nanti gue bakal di MOS (Masa Orientasi Sekolah) agak ngeri juga yah sebenernya. Udah lama juga ga di MOS dan sekarang waktunya gue di MOS lagi. Hati gue nih degdegan banget hari ini, pagi ini, yaiyalah gimana gue ga deg-degan coba, hari ini tuh gue udah mikir yang aneh-aneh eits yang aneh-anehnya tuh kaya gini "nanti gue bakal dapet temen ga yah" "terus wali kelasnya baik ga yah" "kaka kelasnya baik atau suka ngebully ga ya" "temen-temennya welcome kaya di SMP ga ya" "di MOS nya kaya gimana yah" "nanti sebangku sama siapa" "nanti sahabatan ama siapa" pokonya banyak deh -_-
                Jujur nih gue sebenernya benci banget di MOS selain ribay (ribet) "bahasa Raiga STANZA" harus bawa balon gas, harus bikin surat cinta buat senior, harus pake tali sepatu dari tali rapia, pake topi kerucut, pake tas karung, aaaah pokonya banyak deh, belum lagi kalo salah hukuman siap menanti tuh -_- Dan itu semua malesin. Sebenernya gue mau-mau ajah di MOS tapi yang ga malu-maluin diri gue :3 hehe.
                 Jiwa gue siap sih masuk sekolah baru :D cumaaaaaaaaaaaaaaaaa hati gue nya ga mau plus hati gue belum siap, gue masih pengen hura-hura kaya di SMP -_- tapi ya namanya juga hidup guys mau ga mau harus dijalanin, kalo ga dijalanin masa mau gitu gitu ajah sih hidupnya ga maju kan ga seru.
                 "beda sekolah beda teman!" bokap gue terus ajah ngulangin kata-kata itu bahkan telinga gue udah bosen dengernya -_- iya gue tau beda sekolah beda temen tapiiiiiiiiiii asli aaaaah gue belum siap banget, okay gue bukan Spongebob yang selalu siap bangun pagi, terus berangkat kerja ke krusty krab sambil bilang "aku siap aku siap" LOL !!
                  
                                                INI LAGI DI MOS MASUK SMA CUY!

                         Tuhkan lihaaaaaaaaaaat dandanannya ga lebih kaya orang g**a -_- harus pake inilah itulah ribay ah :((( rasanya tuh pengen cepet beres, pengen cepet belajar kaya biasa, pengen semuanya berasa kaya di SMP tapi gue tau itu ga mungkin -_- Pffffffft.
                          Doain gue yah para pembaca setia blog gue yang kece cetar membahenol semoga gue lancar ngejalanin Masa Orientasi Sekolah oke, mumpung lagi bulan puasa banyakin berdoa terutama buat gue bye muach :*

Sabtu, 06 Juli 2013

Glen Fredly ~ Akhir Cerita Cinta

Sandiwarakah selama ini
Setelah sekian lama kita tlah bersama
Inikah akhir cerita cinta
Yang selalu aku banggakan di depan mereka

Entah dimana kusembunyikan rasa malu
kini harus aku lewati
Sepi hariku tanpa dirimu lagi
Biarkan kini ku berdiri
Melawan waktu tuk melupakanmu
Walau pedih hati namun aku bertahan

entah dimana kusembunyikan rasa malu

Jumat, 05 Juli 2013

HAPPY ENDING (cerpen-1)



Memutuskan seseorang yang kita sayangi itu sangat tidak menyenangkan, apalagi alasannya hanyalah “Takut LDR” kayanya alasan itu ga bermutu banget. Ya inilah yang gue lakuin, gue takut LDR karna gue takut kalo cowo gue macem-macem atau bisa dibilang ‘nyelingkuhin gue’ bukannya gue ga percaya, cuma ya emang gue ga percaya sih (︶︿︶)
                1 minggu lagi gue bakal ninggalin kota ini, kota yang udah mempertemukan gue sama dia, kota yang paling indah yang pernah gue tempatin, kota yang paling sejuk diantara kota-kota lain, kota yang memberikan arti cinta dan kota itu adalah kota Semarang. Kota ini bener-bener berkesan buat gue apalagi tentang kisah cinta gue :3
                Pagi ini gue siap-siap buat pergi kesekolah, seperti biasa supir yang paling ganteng dan paling sosweet udah jemput gue, hehe iya siapa lagi kalo bukan cowo gue “Eldwin Dwi Nugraha” :D . Cowo mapan, setia, dan dipuja-puja banyak cewe gue juga termasuk ;) beruntungnya gue adalah ketika Eldwin nembak gue pas ulang tahun sekolah dan bikin semua cewe yang suka sama Eldwin cengo, sosweet banget kan ;;).
“Morning tuan muda :D!!!!” dengan semangat dan penuh senyuman gue nyapa dia, ini udah jadi rutinitas selama 4 bulan selama gue pacaran sama dia
“Morning too nyonya labil!” sapanya balik, ya emang dia panggil gue nyonya labil alasannya sikap dan sifat gue labil kadang baek, kadang jahat, kadang suka marah, kadang dan kadang -_- jadi disebut labil
“Udah siap?” tanya Eldwin, gue langsung naik aja ke motor gedenya dan gue langsung teriak............
“Guuuuuueeeeeee Siiiiiiiiaaaaap tuan muda....!” teriak gue sambil berdiri di motor gedenya, labilkan -_- Eldwin langsung ajah tuh nyalain motornya terus ngejalanin motornya, gue sih cuma megangin pinggangnya sambil nyender-nyender gitu :3 hehe
**
“srupuuuttt!” seger banget tuhan rasanya es jeruk ini, ajaib es jeruk ini bisa ngilangin rasa haus gue.
“dddddoor!” seseorang ngagetin gue dari belakang dan jadinya es jeruk gue tumpahhh (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)
“haaaah! Sori, sori, sori L gue ga sengaja sori!” rintih Ocha sahabat terterterterngeselin gue
“Ocha itu es jeruk gue, Ocha gantiin, gue tuh lagi aus banget Ocha gantiin :’(((((( Ocha ganttiiiiiiiiin!” gue teriak sambil nangis dan semua siswa dikantin ngeliatin gue termasuk Eldwin
“jangan ilfeel Win, jangan ilfeel please, walaupun dia labil tapi dia imut okay jangan ilfeel Win!” Eldwin bilangnya sambil bisik-bisik gitu udah itu sambil ngelus dadanya lagi L baru nyamperin gue
“ada apa sih nyonya labil?” tanya Eldwin sambil ngerangkul pundak gue
“nih Ocha tuan dia tumpahi es jeruk gue :’( gue kan lagi haus!” gue masih aja nangis sambil meluk Eldwin padahal sih gue udah gapapa cuma gue lagi pengen meluk Eldwin aja :D
“modus ah lo!” ucap Ocha sambil ngelempar tempat tisue ke kepala gue, otomatis dong gue ngaduh kesakitan dan Eldwin ngusapin kepala gue hehe
“udah-udah jangan nangis, nanti cantiknya luntur!” ucap Eldwin yang masih ngebelai sosweet rambut gue
“Tuan cantik gue ga akan luntur ko, oh ya gue minta lo bayarin es jeruk yang tumpah ini yah, gue ama Ocha mau ke toilet dulu,  gue udah ga sedih jangan hawatir, babay kumis lele!” gue ngebelai lembut dagu Eldwin terus pergi ninggalin Eldwin sama bayaran sebesar 5000 buat es jeruknya :D

@toilet

                Gue ngeliat pantulan bayangan di kaca besar toilet, diliat-liat gue cantik juga :D bahkan masih cantikan gue dibanding personil cherrybelle :p sedangkan Ocha cuma nyandari diri di tembok terus melototin gue, ya gue pelototin dia balik -_-
“ada apa sih Cha ngeliatin gue kaya gitu, lo terpesona sama kecantikan gue? Udahlah Cha jangan kaya gitu, Tuhan tuh maha adil ko siapa yang dikasih muka imut kaya lo dan muka imut plus plus kaya gue hehe!” Gue sih nyerocos ajah sambil nyisirin rambut gue yang berkilau :o tanpa sadar Ocha udah ada dibelakang gue dan bikin gue kaget
“hah Ocha iiih!” rintih gue
“udah bilang ke Eldwin tentang pindahan itu?” tanya Ocha yang mukanya mulai munculin tanda-tanda kalo dia ngomong serius (waduh)
“Jawab!” kali ini bahu gue dipegang kenceng banget ama Ocha, gue cuma ngegelenggeleng ga jelas dan syukurlah Ocha ngelepas pegangan kuat itu *bernafas lega*
“Kenapa lo belum bilang? Bukannya minggu depan lo harus pindah ke Bali? Dan hari ini hari terakhir lo sekolah kan?” tanya Ocha lagi, perlahan air mata gue mulai jatoh satu persatu , gue ga bisa ngomong apapun, gue ga bisa ngapa-ngapain kecuali nangis. Ocha yang ngeliat gue nangis cuma diem ajah lagi bukannya ngelakuin apake *cupcupin* gue ke -_-
“gue bakal bilang hari ini ko Cha tenang aja!” gue jawab setelah 10 menit diem-dieman
“okay kalo gitu, jangan siksa diri lo dan jangan siksa batin Eldwin, dia sayang banget sama lo!” ucap Ocha, dan perkataan Ocha yang ini bakal gue inget sepanjang masa, cielah

*Skip Mau Lewat*

                2 buah ice krim dan 2 buah kentang goreng nemenin gue sama Eldwin di taman kota, sejuk banget deh suasananya disini. Gue ga ngomong apa-apa selama pulang sekolah tadi, pelan-pelan tapi pasti gue senderin kepala gue ke bahu Eldwin dan perlahan air mata gue netes lagi.
“Tuan muda!” sapa gue dengan suara agak-agak serak gimana gitu
“hmm ada apa nyonya?” tanya Eldwin sambil makan kentang gorengnya
“gue pengen kita break!” jawab gue dan seketika Eldwin langsung berdiri sama kentang goreng dimulutnya dan ngebuat gue jatoh
“sori, ga maksud bikin lo jatuh, lo ga ada yang luka kan nyonya?” tanya Eldwin penuh perhatian dan bantuin gue berdiri, untung dibantuin berdiri kalo kaga udah gue cakar tuh orang -_-
“kenapa lo mau break nyonya? Gue ada salah sama lo? Gue minta maaf!” ucap Eldwin sambil natap mata gue sejujurnya gue ga berani natap matanya Eldwin soalnya tiap kali gue natap mata Eldwin pasti gue pingsan, gue ga tau kenapa
“Gue mau pindah sekolah mulai besok, gue mau pindah ke Bali soalnya bokap gue ada kerjaan disana, mungkin gue juga bakal menetap disana!” jawab gue sambil ngerundukin muka gue ga berani liat Eldwin ala-ala sinetron gitu
“kenapa harus break kan kita bisa LDRan nyonya!” ucap Eldwin gue cuman geleng-geleng doang, sebenernya gue ga percaya dan gue ga pernah mau LDRan karna bagi gue LDR itu nyiksa kalo kangen ga bisa ketemu, cuman bisa telfon telfon dan telfon ngabisin pulsa -_-
“gue ga bisa LDRan , gue ga percaya, maksud gue bukan gue ga percaya sama lo tapi gue.... Ehm udahlah Win mungkin ini jalannya kita emang ga bisa sama-sama, gue dan lo udah waktunya pisah gue harap lo ngerti, gue balik dulu!” gue ninggalin Eldwin, gue jalan sendiri di taman kota diliatin Eldwin dari belakang lagi. Win maaf. Gue semakin mempercepat langkah gue, gue ga mau liat Eldwin masang muka galau galau gitu

*Skip 1 Minggu*

                Hari itu tiba, hari dimana gue bakal ninggalin kota penuh cinta, kota penuh arti, dan kota penuh kebahagiaan ini. Gue berharap sih Eldwin datang ke bandara tapi ya ga mungkinlah udah 4 hari ini gue putus sama Eldwin dan hilang kontak sama dia, ga mungkin lah Eldwin datang terus meluk gue dan ngucapin selamat tinggal ke gue mustahil mustahil banget malahan.
                30 menit nunggu di bandara cuma ditemenin Ocha, nyokap, dan bokap itu garing -_- sampe tiba waktunya pesawat gue bakal berangkat, dengan berat hati dan kaki yang serasa beraaaat banget buat ngelangkah gue paksain dan akhirnya gue bisa jalan juga, gue masih nyari sosok pangeran gue Eldwin, berharap dia bakal datang dan ngucapin I Love You buat terakhir kalinya.
“jangan sedih gitu dong senyum!” Ocha berusaha ngehibur gue tapi tetep ajah gue ga kehibur walaupun dia mau dandan kaya badut demi ngehibur gue gue ga akan ketawa L
“Ocha gue bakal kangen banget sama lo, o sahabat terbawel gue, love you so much Ocha!” gue meluk Ocha kali ini dengan hati yang ikhlas bahkan ikhlas banget
“gue juga bakal kangen lo ko, yaudah gih orang tua lo udah nungguin tuh!” ucap Ocha
“ayo sayang!” nyokap gue ngegandeng tangan gue dan inilah waktunya waktu dimana gue bakal benar-benar pergi, Eldwin lo dimana? Kalo lo ga dateng lo orang yang bakal gue benci berikutnya
                1...2...3.... gue terus ngeliat kebelakang tapi nyatanya disana cuma ada Ocha yang dadah-dadahin gue -_- gue coba ngitung lagi 1....2...3.... dan gue nengok ke belakang lagi dan .............. tetep cuma ada Ocha yang masih ngelambain tangannya ke gue aaarrrggh. Mungkin gue harus ngitung lagi 1.....2.... gue sebenernya rada takut nengok ke belakang -_- tapi pas gue nyebut angka 3..... tiba-tiba
“Nyonya laaabbiiiiiilllll!” panggilan itu, panggilan itu, gue langsung nengok ke belakang dan yap bener ada Eldwin yang lagi lari nyamperin gue, gue langsung ngelepasin gandengan nyokap gue dan lari ke arah Eldwin. Pas udah deket gitu kita berdua tatap-tatapan gitu kaya disinetron loh ._. terus Eldwin meluk gue sambil ngucapin kata ini
“gue sayang sama lo walalupun lo labil gue tetep sayang sama lo, I Love You jangan tinggalin gue, gue mohon!” bisiknya, gue cuma bisa nangis dan nangis dipelukan Eldwin
“gue juga sayang lo tuan!” bisik gue sambil nangis-nangis gitu hehe
“gue janji gue ga bakal genit disini, lo juga ya, gue sayang lo!” ucapnya lagi tapi kali ini udah ga pelukan lagi :3
“sayang kita sepakat kalo kamu menetap disini, biar mami dan papi yang berangkat ke Bali!” ujar nyokap gue, dan jelaslah gue syokkk dong dengan keputusan ini ga tau harus seneng atau harus gimana
“serius mih?” tanya gue yang masih ga percaya
“iyah, kita urus semuanya sekarang, biar besok mami dan papi berangkat, lagian keliatannya kamu lebih seneng disini!” jawabnya
“tankyu so much mami!” gue nyium-nyiumin pipi nyokap gue sangkin senengnya hehe
“jadi kita balikan nih?” tanya Eldwin
“balikan ga yah? Iya kita balikan lagi tuan!” jawab gue meluk Eldwin lagi. Nyokap, bokap, Ocha cuma senyum-senyum liat gue ama Eldwin hehe, yang pasti gue seneng bangetlah bisa menetap disini walaupun gue jauh sama orangtua gue yang penting gue bisa deket sama sahabat gue dan pangeran gue :D
               
Cerita gue cuma segini doang, kalo ada kesalahan mohon dimaafkan, semoga seneng baca blog gue ;) hehe tankyu semuanya dan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Bagi Yang Menjalankan. Salam kenal, salam manis, salam tempel, salam cinta buat kalian mmuuwah :* :D